Wapres Singgung Tahapan Pemilu 2024 Akan Dimulai: Menteri Jangan Tinggalkan Pekerjaan

Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyinggung soal tahapan Pemilu 2024 yang akan segera dimulai.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 12 Mei 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2022, 19:00 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat memimpin Rapat Koordinasi Terpadu Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyinggung soal tahapan Pemilu 2024 yang akan segera dimulai.

Karena itu, dia pun memberikan imbauan kepada para menteri untuk tetap fokus bekerja.

Bukan hanya itu saja, Ma'ruf juga meminta para menteri yang bekerja di suasana tahun politik untuk tak meninggalkan pekerjaannya.

"Tetap fokus, itu jangan tinggalkan pekerjaan," kata dia di Istana Wapres, Jakarta, Kamis (12/5/2022).

Ma'ruf pun juga menyinggung soal pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang bernada sama. Di mana, para menteri untuk tetap dan fokus bekerja di kementeriannya masing-masing.

"Yang penting seperti presiden bilang, fokus pekerjaan," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, mengingatkan bahwa tahapan Pemilu 2024 akan dimulai pada pertengahan 2022.

Dia pun meminta jajaran menteri dan para kepala lembaga negara untuk fokus bekerja di tugas masing-masing.

"Berkaitan dengan tahapan Pemilu 2024 yang sudah akan dimulai pertengahan tahun ini, saya juga minta menteri, kepala lembaga agar fokus betul-betul bekerja di tugasnya masing-masing," kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (9/5/2022).

Dia menekankan agenda-agenda strategis nasional yang menjadi prioritas bersama harus terselenggara dengan baik. Jokowi ingin Pemilu 2024 berjalan dengan baik dan tanpa ada gangguan.

"Agenda-agenda strategis nasional yang menjadi prioritas kita bersama betul-betul isa kita pastikan terselenggara dengan baik, Pemilu terselenggara dengan baik, lancar, dan tanpa gangguan," ujar Jokowi.

 

PKS dan PKB Minta Menteri Mundur

Presiden Joko Widodo meminta para menteri fokus bekerja di tugasnya masing-masing. Pernyataan Jokowi tersebut terkait tahapan pemilu 2024 yang segera dimulai.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyatakan para menteri yang akan maju Pilpres 2024 lebih baik mengundurkan diri.

“Semua menteri yang berniat maju sebaiknya mundur. Etisnya yang mau maju mundur,” kata Mardani saat dikonfirmasi, Rabu (11/5/2022).

Mardani menilai, kursi menteri akan jauh lebih baik ditempati tokoh yang bisa fokus pada pekerjaan kementerian tanpa terpecah dengan kepentingan lain. “Biar digantikan dengan mereka bisa fokus bekerja,” ujarnya.

Senada dengan PKS, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut sebaiknya menteri tersebut mundur.

“Etikanya sih mundur, itu lebih gentle. Kecuali gak peduli dengan etika,” kata Jazilul.

 

Demokat Juga Dorong Mundur

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menilai, para menteri kabinet Indonesia Maju yang ingin fokus bertarung di Pilpres 2024, sebaiknya mundur dari jabatannya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para menteri fokus bekerja di tugasnya masing-masing. Pernyataan Jokowi tersebut terkait tahapan pemilu 2024 yang segera dimulai.

Kamhar menyatakan, dengan memilih mundur, menteri yang hendak maju di Pilpres 2024 bisa terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan.

"Jika memilih mundur, itu lebih baik untuk menghindarkan pada penyalahgunaan kekuasaan,” kata Kamhar saat dikonfirmasi, Rabu (11/5/2022).

Demokrat menyatakan, kritik Jokowi kepada para menteri pembantunya juga merupakan kritik terhadap diri Jokowi sendiri.

"Kritik yang disampaikan Pak Jokowi kepada para pembantunya untuk fokus kerja sesuai masing-masing bidangnya sejatinya adalah kritik bagi dirinya sendiri," katanya.

"Selain tak ada tindakan korektif terhadap beberapa pembantunya yang telah membuat kegaduhan politik, Pak Jokowi malah sibuk kejar target regulasi turunan pemindahan IKN padahal diakuinya sendiri bahwa ekonomi belum sepenuhnya pulih, dan pandemi Covid-19 juga belum selesai," jelas Kamhar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya