Polri Ramai Dikritik Warganet, Pengamat: Obat yang Dapat Menyehatkan

Pengamat Media Sosial dari Komunikonten Hariqo Satria, menyatakan bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) perlu dikritik agar semakin baik. Komentar negatif netizen, kata Hariqo adalah obat yang dapat menyehatkan Polri.

oleh Winda Nelfira diperbarui 21 Agu 2022, 19:01 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2022, 19:01 WIB
Ilustrasi Polisi Polri. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)
Gedung Mabes Polri. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Media Sosial dari Komunikonten Hariqo Satria, menyatakan bahwa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) perlu dikritik agar semakin baik. Komentar negatif warganet, kata Hariqo adalah obat yang dapat menyehatkan Polri.

"Polri perlu kita kritik agar semakin baik, komentar negatif netizen adalah jamu yang semakin menyehatkan Polri," kata Hariqo dalam keterangannya, Minggu (21/8/2022).

Kesimpulan ini dinyatakan Hariqo usai memantau sejumlah media sosial resmi Polri, seperti akun Facebook dan Instagram @divisihumaspolri. Pengecekan dilakukan Hariqo selama empat minggu.

Dalam hal ini, Hariqo mengapresiasi Polri yang tidak menutup kolom komentar di media sosialnya. Sehingga, masyarakat luas masih dapat memberi kritik maupun saran pada Polri melalui media sosial. Hariqo pun berharap tak ada masyarakat yang mendapatkan intimidasi saat mengkritik Polri.

"Semoga tidak ada yang melakukan intimidasi, doxing, tidak ada target operasi pada siapapun yang menyehatkan Polri lewat kritikan," ujar Hariqo.

Menurut Hariqo, dengan tidak ditutupnya kolom komentar di akun medsos resmi Polri, mengindikasikan bahwa krisis komunikasi yang dialami Polri selama lebih kurang satu bulan ini, tidak direspon dengan menutup telinga, menutup mata dan hati. Justru, kata Hariqo, Polri terbuka terhadap banyak saran dari masyarakat.

"Sebab pernah saya dapatkan, ada lembaga negara yang menutup kolom komentar di akun medsos resminya, karena salah satu petingginya jadi tersangka korupsi," jelas dia.

Hariqo menyampaikan bahwa secara umum, setelah membaca ribuan komentar masyarakat di media sosial dia menilai warganet punya kepentingan agar Polri semakin berintegritas. Dia mengaku tidak ada motif kebencian atas Polri dari masyarakat melalui kritik yang ditujukan.

"Warganet ingin Polri bebas dari mafia judi, korupsi, rekayasa kasus dan hal-hal yang merusak citra Polri lainnya," ujar Hariqo.

"Yang menggembirakan, kritikan-kritikan tajam itu langsung disampaikan di kolom komentar di akun resmi Polri," lanjut dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tekad Kuat Polri dalam Memperbaiki Diri

Kapolri Umumkan Irjen Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Brigadir Yoshua
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama jajaran terkait menyampaikan konferensi pers di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ajudannya, Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Mengacu pada hal tersebut, menurut Hariqo Polri sudah bertekad kuat untuk memperbaiki.

"Terima kasih untuk Polri yang sudah bertekad kuat untuk memperbaiki diri, dan terima kasih untuk seluruh netizen yang penuh cinta dan keren," ucap dia.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Fenomena Tagar No Viral No Justice dan Respons Kapolri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya