Liputan6.com, Jakarta - Mantan Kapolri Da'i Bachtiar berkomentar mengenai gaya hidup anggota polisi yang sedang menjadi perhatian dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, gaya hidup mewah anggota kepolisian bukan hanya terjadi ketika era Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjabat sekarang.
"Memang gaya hidup itu (mewah) bukan sekarang saja. Dari masa para senior saya dan saya sendiri kemudian para Kapolri berikutnya," kata Da'i Bachtiar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).
Baca Juga
Dia mengaku sudah sering mengingatkan kepada jajarannya kala itu supaya tidak hidup yang bermewah-mewahan.
Advertisement
"Bahwa gaya hidup itu betul-betul harus merakyat harus sesuai dengan lingkungannya, sesuai dengan rakyat itu sendiri," ucap dia.
"Jangan sampai kita berada di depan masyarakat, tapi kita tampil berbeda, itu sudah saya sampaikan," lanjut dia.
Bachtiar menambahkan, gaya hidup polisi yang hedon, dikembalikan pada masalah kultural, yaitu di mana turut dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di masyarakat.
"Jadi perubahan kultural di polisi juga dipengaruhi oleh perubahan pada masyarakat itu sendiri," tandas Bachtiar.
Kapolri ke Anggota: Situasi Lagi Tidak Baik, Jangan Tunjukkan Gaya Hidup Mewah
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta kepada seluruh jajarannya agar tidak bergaya hidup mewah.
Hal itu sebagaimana tindak lanjut dari peringatan yang dilayangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena situasi sedang dalam krisis.
"Terkait dengan gaya hidup mewah pak presiden juga sudah betul-betul memberikan penjelasan secara gamblang saya kira masalah kebiasaan-kebiasaan, menggunakan mobil-mobil bagus, motor gede, situasinya lagi tidak baik," kata Sigit melalui akun media sosialnya, Senin (24/10/2022).
Sigit pun menyadari bahwa kondisi kehidupan anggota sedang mendapat sorotan. Meski ada anggota yang memang sudah memiliki kehidupan mewah yang memang sudah dimiliki dari latar belakang keluarga.
"Saya tahu mungkin keluarga rekan-rekan juga berangkat dari orang berada, tapi saat ini bukan waktunya untuk untuk dipamer-pamerkan. Sehingga kemudian resiko-resiko terkait dengan hal-hal seperti ini bisa dikurangi," katanya.
Arahan itu, lanjut Sigit juga turut mengacu pada Perintah Kapolri dalam Surat Telegram Rahasia (TR) Nomor ST/30/XI/HUM 3.4/2019/DIVPROPAM tanggal 15 November 2019 tentang gaya hidup anggota Polri.
"Saya kita STR terkait dengan bagaimana gaya hidup yang sesuai dengan kepolisian ya sudah laksanakan itu," ucapnya.
Dilanjutkan Sigit, seperti contoh untuk para anggota dapat membaca situasi dan kondisi dilapangan untuk menyikapi kehidupan mewah dalam menjalankan tugasnya.
Advertisement
Imbauan untuk Anggota Keluarga Polri
"Dalam hubungan Forkopimda sesuaikan saja dengan yang lain. Misalkan, bupati pakai Innova ya jangan kita pakai mobil yang lebih baik dari itu. Samakan saja. Apalagi pada saat melaksanakan dinas disesuaikan," ujarnya.
"Kapolres seperti apa, Kapolda seperti apa, Kapolsek seperti apa sehingga kemudian kita tidak terlihat mencolok karena berbeda dan itu dianggap menjadi hal-hal yang kemudian dianggap itu hedonisme," sambung dia.
Kemudian, Sigit mengatakan bahwa imbauan ini dilakukan bukan hanya untuk anggota tapi juga berlaku untuk keluarga, agar saling mengingatkan untuk tidak bergaya hidup mewah.
"Ingatkan keluarga kita, karena memang apapun yang terjadi dengan keluarga kita sorotannya tetap kepada anggota Polri sorotannya terhadap Institusi Polri," imbuhnya.
Jokowi Ungkap Keluhan Masyarakat soal Polri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap sejumlah hal yang dikeluhkan masyarakat kepada Polri. Adapun pungutan liar (pungli) menjadi hal yang paling banyak dikeluhkan masyarakat.
"Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri, 29,7 persen itu ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semuanya itu yang begitu," kata Jokowi saat memberikan Pengarahan kepada Kapolda, Kapolres, Pati Polri di Istana Negara Jakarta, Jumat 14 Oktober 2022.
Dia juga meminta anggota Polri untuk tidak berperilaku sewenang-wenang dan menjauhi pendekatan represif kepada masyarakat. Selain itu, Jokowi menyebut tindakan Polri yang mencari-cari kesalahan dan gaya hidup mewah juga menjadi hal yang dikeluhkan masyarakat.
"Sewenang-wenang, tolong ini juga diredam pada anggota-anggota. Pendekatan-pendekatan yang represif, jauhi. Mencari-cari kesalahan nomor yang ketiga, 19,2 persen. Dan yang keempat, hidup mewah yang tadi sudah saya sampaikan," jelasnya.
Jokowi sendiri mendapat banyak laporan terkait gaya hidup para anggota Polri. Dia meminta jajaran Kapolda, Kapolres, dan Pati Polri untuk mengerem gaya hidup agar tak muncul kecemburuan sosial ekonomi di tengah situasi krisis.
"Saya ingatkan yang namanya Kapolres, yang namanya Kapolda, yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi rem total masalah gaya hidup. Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati, hati-hati saya ingatkan hati-hati," tutur Jokowi.
Di sisi lain, dia mengingatkan bahwa Polri merupakan aparat penegak hukum yang paling dekat dan paling sering berinteraksi dengan masyarakat.
Oleh sebab itu, dia meminta para petinggi dan perwira Polri untuk selalu mengingatkan anggotanya agar memberikan pelayanan kepada masyarakat serta menjaga rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement