MUI Sebutkan Ciri Pemimpin Dipercaya Karena Bertanggungjawab

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud meyakini, pemimpin adalah sosok penting.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 31 Mei 2023, 07:45 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 04:09 WIB
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhudi saat memberikan pidato pembuka dalam acara kompetisi dai angkatan ke-21  yang digelar oleh Komisi Dakwah MUI (Istimewa)
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud saat memberikan pidato pembuka dalam acara kompetisi dai angkatan ke-21 yang digelar oleh Komisi Dakwah MUI (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud meyakini, pemimpin adalah sosok penting. Sebab pemimpin dapat mengendalikan situasi dalam hal apapun. Selain itu, pemimpin juga memiliki tanggung jawab penuh atas semua tindakannya.

“Bahkan jika mereka tidak memiliki wewenang untuk memastikan itu, dan selama kebanyakan orang tidak repot-repot mengambil tanggung jawab, terutama dalam situasi buruk, mereka dengan senang hati tunduk pada orang yang mengambil alih kepemimpinan,” kata Kiai Marsudi saat memberikan pidato pembuka dalam acara kompetisi dai angkatan ke-21 yang digelar oleh Komisi Dakwah MUI, seperti dikutip dari situs resmi MUI, Rabu (31/5/2023).

Kiai Marsudi meyakini, tidak perlu mengucapkan sepatah kata untuk menjadi seorang pemimpin, selama dia mampu mengelola prinsip dalam mengeluarkan instruksi atau perintah maka sosok tersebut akan dipercaya sebagai pemimpin.

“Anda akan menemukan bahwa Anda dikelilingi oleh aura kekuasaan yang begitu mudah terlihat sehingga anda hampir bisa membedakannya,” ujar dia.

Kompetisi Dai

Sebagai informasi, kompetisi dai angkatan ke-21 bertujuan salah satunya untuk meningkatkan kompetensi dai dalam berdakwah. Sehingga para dai ketika berdakwah dapat memperhatikan keadaan objek dakwahnya.

“Standardisasi menekankan agar para dai lebih mengutamakan persatuan dan persaudaraan umat dari pada berdakwah pada hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,” tutur Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi.

Kiai Zubaidi menyampaikan, standardisai dakwah juga bertujuan untuk menyatukan persepsi para dai dalam berdakwah di lingkungan masyarakat. Selain itu, strategi yang dimiliki oleh para dai sangat diperlukan untuk menjalankan misi yang benar sesuai dengan fiqh maupun amaliyah yang dijalani oleh masyarakat.

Diketahui, kegiatan standardisasi dakwah ini awalnya menjadi kontroversi. Namun seiring berjalannya waktu MUI menjelaskan sedetail mungkin bahwa standardisasi ini bukan untuk membatasi gerak para dai namun sebaliknya untuk memperluas kemudahan dai dalam berdakwah.

"Standardisasi Kompetensi Dai ini merupakan kegiatan angkatan kedua puluh satu. Agenda tersebut akan terus diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia guna meningkatkan kompetensi dan metode dakwah para dai di Indonesia," dia menutup.

 

Infografis Cek Fakta Waspada Penipuan Bagi-bagi Hadiah ultah perusahaan
Infografis Cek Fakta Waspada Penipuan Bagi-bagi Hadiah ultah perusahaan
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya