Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji membeberkan hasil rapat gabungan yang telah dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membahas cara meredam polusi udara di Ibu Kota.
Adapun rapat diikuti BRIN, BMKG, KLHK, Assops AU, Assops Mabes TNI. Rapat digelar secara daring pada Selasa, 15 Agustus 2022 pukul 16.00 WIB.
Baca Juga
Menurut Isnawa, berdasarkan hasil rapat menunjukkan musim kemarau cukup berpengaruh pada meningkatnya polutan di Jakarta Sehingga, disepakati bakal dilakukan modifikasi cuaca untuk memancing hujan.
Advertisement
"Hasil rapat itu memang kendalanya kita lagi musim kemarau, jadi namanya gumpalan awan hujan itu sulit. Tapi di 21 (Agustus) ini menurut BMKG ada potensi sedang, kemungkinan bisa dilakukan TMC," kata Isnawa kepada Liputan6.com, Selasa (22/8/2023).
Isnawa menyampaikan, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) nantinya tidak harus dilakukan di atas langit Jakarta, namun bisa dilakukan di atas wilayah lain termasuk di sejumlah wilayah-wilayah penyangga Jakarta.
Isnawa menjelaskan, setidaknya hasil rapat menyepakati ada beberapa metode yang bisa ditempuh guna meredam buruknya polusi udara di DKI Jakarta antara lain TMC Konvensional yang bisa dilakukan tidak hanya diatas wilayah DKI Jakarta.
"Artinya kita sih berupaya juga. Jadi gini, di situ dalam hasil rapat itu ada tiga metode, pertama TMC Konvensional, itu tidak mesti harus dilakukan di atas Jakarta," jelas Isnawa.
"Bisa saja dilakukan di atas Bekasi, di atas Kepulauan Seribu, atau di atas misalnya Tangerang yang memungkinkan untuk membentengi Jakarta dari polusi udara," lanjut dia.
Metode Kedua dan Ketiga untuk Redam Polusi Udara Jakarta
Metode kedua, lanjut Isnawa dengan cara mengganggu atsmosfer dengan menjatuhkan dry ice yang sebelumnya pernah dilakukan di Thailand. Namun, kata Isnawa metode ini jarang dilakukan.
"Istilahnya dry ice sih tapi itu tidak mungkin lah dilakukan di Jakarta karena itu pernah dilakukan di Thailand tapi jarang dilakukan, dia kayak menyebarkan batu-batu es gitu," ucap dia.
Metode terakhir, yakni melakukan penyemaian dengan Spraying, baik dengan pesawat kecil, drone atau spraying dari atas gedung-gedung tinggi di Jakarta. Isnawa menyebut, teknologi spraying ini pernah diterapkan di Beijing.
"Itu kayak di Beijing, namanya teknologi spraying, jadi di atas gedung-gedung itu pada nyemprotin. Tapi ini belum. Mungkin nanti mau kita usulkan mungkin DKI bangunan-bangunan tinggi boleh juga tuh ada teknologi spraying ya supaya polutan-polutan itu bisa diredam lah," ucap dia.
Advertisement