Mensos Tekankan Prinsip Beyond the Limit Guna Ciptakan Transformasi Kesejahteraan Sosial

Risma menekankan bahwa pentingnya prinsip "Beyond teh Limit" bagi para pemimpin-pemimpin di daerah untuk memobilisasi sumber daya yang ada dan melakukan transformasi kesejahteraan sosial.

oleh Fachri pada 19 Jul 2024, 15:50 WIB
Diperbarui 19 Jul 2024, 15:48 WIB
Tri Rismaharini.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat menjadi narasumber Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) di ruang Aula Utama Kampus BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi, Kamis (18/7/2024). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Cimahi Menteri Sosial, Tri Rismaharini menekankan bahwa pentingnya prinsip "Beyond teh Limit" bagi para pemimpin-pemimpin di daerah untuk memobilisasi sumber daya yang ada dan melakukan transformasi kesejahteraan sosial. Ia menyebut, hal itu perlu diterapkan lantaran pemimpin di daerah memiliki peran besar merubah daerahnya.

"Jadi intinya bagaimana kita 'beyond the limit', bagaimana kita melampaui batasan dan jangan mudah menyerah, itu yang saya lakukan," ujarnya di hadapan 62 peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) di ruang Aula Utama Kampus BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi, Kamis (18/7/2024).

Risma juga menjelaskan, peran pemimpin dalam melakukan transformasi kesejahteraan sosial, terutama pada permasalahan kemiskinan sangat besar. Ia pun menyebut, melalui prinsip "beyond the limit", maka tidak ada hal yang mustahil untuk diwujudkan.

"Waktu saya pertama kali ditugasi menjadi Mensos, bukan hal mudah mengubah sistem di sana saat itu, tapi saya yakin bisa," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Strategi Transformasi Kesejahteraan Sosial

Tri Rismaharini.
Menteri Sosial, Tri Rismaharini saat menjadi narasumber Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) di ruang Aula Utama Kampus BPSDM Jawa Barat, Kota Cimahi, Kamis (18/7/2024). (Foto: Istimewa)

Risma memaparkan terdapat dua strategi dalam transformasi kesejahteraan sosial yang sudah dipraktikan di Kemensos. Ia menyebut, keduanya adalah mengurangi pengeluaran serta meningkatkan pendapatan.

"Kita kurangi pengeluarannya dan kita tingkatkan pendapatan sehingga kapasitas keuangan mereka menjadi besar," paparnya.

Hal itu pun diimplementasikan Risma melalui berbagai program di antaranya pembangunan instalasi air bersih, Rumah Sejahtera Terpadu (RST), lumbung sosial, dan rumah susun murah.

"Agar pengeluaran mereka berkurang, kami berikan program pemenuhan kebutuhan dasar," ujarnya.

Setelah pengeluaran dikurangi, Risma melakukan upaya peningkatan pendapatan melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Ia menjelaskan, program itu berupaya memberdayakan ekonomi secara komprehensif, mulai dari hulu ke hilir.

"Bahkan yang luar biasa, ada yang sehari pendapatannya Rp10 juta," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, program PENA telah mencetak 28.775 orang yang awalnya adalah para penerima bantuan sosial menjadi pengusaha mandiri.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya