Di Tengah Gejolak Geopolitik Global, Penyaluran Kredit Perbankan Nasional Tumbuh 12,36%

OJK memastikan bahwa kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

oleh stella maris diperbarui 02 Agu 2024, 20:44 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2024, 20:44 WIB
OJK
Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8)/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Demikian dikatakan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Dia juga mengatakan bahwa likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable. 

Dengan indikator tersebut, OJK memastikan bahwa kinerja sektor jasa keuangan sangat  baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan. Mahendra menjelaskan, terjadi peningkatan tekanan di pasar keuangan global, seiring ketidakpastian ekonomi global dan risiko geopolitik dunia yang masih tinggi. Namun, stabilitas industri keuangan nasional masih tetap terjaga hingga kuartal II 2024.

"Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil," ujar Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).

Mahendra juga menjabarkan, tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan masih tetap tinggi sebesar 26,18%. Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy. 

Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) industri perbankan juga tumbuh menjadi 8,45% yoy atau sebesar Rp8.722 triliun, dengan giro yang menjadi kontributor terbesar yaitu tumbuh 13,48% yoy. Likuiditas perbankan pada Juni 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 112,33% dan 25,37%, jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. 

"Risiko kredit perbankan juga terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) nett dan NPL gross yang tetap rendah di bawah ambang batas, masing-masing berada di 0,78% dan 2,26%," kata Mahendra. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pasar Modal

OJK
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar/Istimewa.

Sedangkan kinerja pasar saham domestik terdampak oleh peningkatan tekanan di pasar global pada triwulan II 2024. Per 28 Juni 2024, IHSG ditutup pada posisi 7.063,58, terkontraksi sebesar 3,09% qtq atau melemah 2,88% ytd, dengan investor asing membukukan net sell sebesar Rp34 triliun qtq atau Rp7,73 triliun ytd. 

Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp12.092 triliun atau tumbuh sebesar 3,58% ytd. Sementara itu, penghimpunan dana oleh korporasi di pasar modal di periode yang sama cukup solid, tercatat nilai penawaran umum sebesar Rp120 triliun dengan 26 emiten baru.

Memasuki Juli 2024, tekanan di pasar keuangan domestik terpantau mulai mereda sejalan dengan perkembangan global dan perkembangan perekonomian domestik. Investor asing kembali membukukan net buy di pasar saham domestik dan per 26 Juli 2024 (mtd) tercatat net buy sebesar Rp5,27 triliun, namun secara ytd tercatat net sell Rp2,46 triliun. 

Sekadar informasi, IHSG ditutup pada posisi 7.288,17 per 26 Juli 2024 atau menguat sebesar 0,21% ytd. Penghimpunan dana di pasar modal per 26 Juli 2024 mencatatkan nilai penawaran umum sebesar Rp129,68 triliun dengan 26 emiten baru.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya