Liputan6.com, Jakarta Partai Keadilan Sosial (PKS) tengah membangun komunikasi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto bersama dengan partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid tidak menutup kemungkinan dalam komunikasi nanti akan ada tawar-menawar sebagai kesepakatan politik bagi partainya apabila masuk dalam KIM.
Baca Juga
"Kalau masalah tawaran-tawaran itu biasa aja ya. Dalam arti ada tawaran A, B, C, dan sebagainya," kata Kholid kepada wartawan di DPP PKS, Sabtu (10/8/2024).
Advertisement
Bahkan, Kholid sempat menyinggung soal tawaran wakil gubernur (wagub) untuk Pilkada Jakarta yang sudah diberikan oleh KIM. Karena, pada saat itu, komunikasi bersama KIM belum sampai menyinggung soal posisi menteri.
"Sebenarnya tawaran dari KIM bukan terkait menteri ya. Terkait wagub itu muncul sebelum pasangan AMAN (Anies-Sohibul) dideklarasikan," kata Kholid.
"Kalau enggak salah di (program podcast) Bocor Alus itu sempat ada yang mengungkap. Jadi sebelum tawaran AMAN dideklarasikan, tawaran itu sudah muncul. Tapi PKS memilih mendeklarasikan AMAN," tambah Kholid.
Oleh sebab itu, Kholid mengaku perihal tawaran menteri sampai saat ini belum ada pembahasan. Dia pun meminta kepada semua pihak untuk melihat nanti perkembangan politik yang masih dinamis.
"Wah saya enggak tahu. Dan saya pikir perlu ditanya, siapa yang menawarkan," ujar Kholid.
Sebelumnya, PKS telah memulai opsi kedua untuk membangun komunikasi dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pilihan itu menyusul belum cukupnya kursi suara pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman untuk melaju Pilgub Jakarta.
Adapun hal itu disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu sebagaimana hasil rapat musyawarah Majelis Syuro PKS yang telah berlangsung sejak Jumat (9/8/2024).
"Saya kira pertama, bahwa pimpinan PKS telah berkomunikasi dengan Bapak Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia terpilih pada Pilpres 2024," kata Syaikhu saat jumpa pers di DPP PKS, Sabtu (10/8/2024).
Opsi kedua dipilih, karena waktu yang diberikan kepada Anies Baswedan untuk menambah kursi melampaui batas. Diketahui sejak diusung bersama Sohibul Iman, Anies dikasih batas waktu hingga 4 Agustus untuk mencari 4 kursi sebagai syarat melaju Pilgub DKI.
PKS Mulai Tinggalkan Anies Baswedan
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyiratkan tidak lagi mendukung Anies Baswedan untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Hal tersebut lantaran adanya kerangka kerja selama 40 hari dengan Anies yang gagal diwujudkan, dan kini waktunya berkomunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Juru Bicara PKS M Khalid menyampaikan, rencana pertama yang dibuat partainya adalah mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman dengan kerangka kerja mulai dari 25 Juni sampai dengan 4 Agustus 2024.
"Karena 22 kursi belum terpenuhi maka kami memiliki ijtihad membuat opsi lainnya, salah satunya membangun komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju," tutur Khalid di DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024).
Ketika pasangan Anies baswedan dan Sohibul Iman alias AMAN disimpulkan tidak bisa maju Pilkada Jakarta 2024 karena kekurangan kursi, maka PKS segera mengambil langkah yang kedua.
"PKS walaupun pemenang di Jakarta 18 kursi, masih kurang 4 kursi," kata dia.
Khalid mengaku pihaknya masih terus berkomunikasi dengan Anies Baswedan, meski tengah menjalankan pilihan kedua.
Hanya saja, dia menegaskan, keputusan PKS tidak berubah dalam pilihan kedua ini, bahwa tetap memutuskan kader sendiri harus menjadi calon gubernur atau calon wakil gubernur.
"Opsi yang kedua sedang kita perdalam. Kalau opsi yang pertama sudah kita lakukan 40 hari itu tadi, saat ini kami mengambil opsi yang kedua," ucap Kholid.
Sebelumnya, pasangan Anies Baswedan dan Shohibul Imam (AMAN) terancam gagal mengikuti pertarungan di Pilgub Jakarta 2024. Wasekjen DPP PKS, Zainudin Paru menjelaskan alasannya karena Anies Baswedan tidak berhasil mencari rekan koalisi.
PKS memberikan tenggat waktu kepada Anies Baswedan untuk mencari teman koalisi hingga 4 Agustus 2024. Hal ini demi menggenapkan 4 kursi PKS dari 22 kursi sebagai syarat dukungan 20 persen calon kepala daerah.
"Anies dan Shohibul Iman (AMAN) kemungkinan gagal jadi cagub/cawagub DKJ," kata Zainudin dalam keterangan tertulis, Jumat (9/8/2024).
Advertisement
PKS Klaim Tak Ingin Lawan Kotak Kosong di Pilkada Jakarta 2024
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengeklaim partainya tak ingin Pilkada Jakarta 2024 ada kandidat melawan kotak kosong.
"Sejak awal berkomitmen tidak ingin ada kotak kosong," klaim juru bicara PKS Muhammad Kholid di DPP PKS, Jakarta, Sabtu (10/8/2024).
Salah satu komitmennya bahwa tak ingin ada calon di Pilkada Jakarta melawan kotak kosong adalah dengan menghadirkan pasangan Anies Baswedan dan Sohibul Iman.
Meskipun belakangan, Anies pun tampaknya tak mendapatkan tiket usai PKS mempertimbangkan masuk ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Dibuktikan dengan apa? PKS dari awal mendeklarasikan Anies-Sohibul Iman," tutur Kholid.
Meski demikian, pihaknya pun masih menunggu konstelasi politik ke depan seperti apa.
"Ya tentu kita semua berharap demokrasi tidak ada kotak kosong ya, tapi yang terbaik. Kita tidak tahu konstelasi ke depan akan seperti apa. Tapi ikhtiar PKS sejak awal kami menginginkan mengusung, semakin banyak poros semakin bagus," kata Kholid.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com