Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dalam sepekan ini diminta gencar untuk melakukan sosialisasi soal pelepasan telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Jakarta Barat (Jakbar) untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Adapun pelepasan telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di Jakbar bakal dilakukan Dinkes DKI Jakarta pada 27 September 2024 atau pekan depan.
Baca Juga
"Penting sosialisasi, supaya tidak menimbulkan huru hara. Warga harus tahu teknologi ini, agar tidak ada kekhawatiran," kata Wakil Ketua Sementara DPRD DKI Jakarta Jhonny Simanjuntak dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (19/9/2024).
Advertisement
Menurut dia, warga harus diberikan edukasi tentang program yang digadang-gadang terbukti dapat menurunkan kasus demam berdarah dengue (DBD) tersebut. Sosialisasi, kata dia harus digelar secara masif jelang pelaksanaan program.
"Sosialisasi bisa dilakukan oleh perwakilan masyarakat yang melibatkan RW, Puskesmas, petugas Posyandu, Dasawisma untuk menjelaskan. Sepekan ini harus masif sosialisasinya," ungkap Jhonny.
Lebih lanjut, Jhonny ikut mendukung pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia di Jakbar. Harapannya, hal itu bisa menjadi solusi penanganan kasus DBD di Jakarta yang belakangan melonjak.
"Apalagi, persoalan tentang DBD belum selesai sampai saat ini. Kalau ada satu teknologi baru yang bisa menuntaskan itu, kita pasti sangat mendukung," ucap dia.
Jhonny mengutip data Dinkes DKI Jakarta yang menyebut wolbachia sebagai bakteri alami yang biasa dijumpai pada 60 persen serangga. Bakteri tersebut tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain yang artinya, tidak akan menyebabkan manusia sakit.
Â
Bakal Sebar 1.400 Telur Nyamuk
Diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta bakal menyebar total 1.400 telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia di wilayah Kembangan Utara, Jakarta Barat pada 27 September 2024. Ini dilakukan sebagai implementasi pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD).
Informasi tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Maryati Kasiman, M.K.K.K. dalam 'Podcast Rabu Belajar'.
"Insyaallah di Jakarta Barat kita akan melakukan implementasi dan rilis nyamuk ber-wolbachia ini di tanggal 27 September," kata Maryati dalam podcast di laman YouTube Pemprov DKI Jakarta, dikutip Rabu (18/9/2024).
Maryati mengatakan, pengendalian DBD melalui nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia sudah dilakukan di empat kota lainnya yang dipilih Kementerian Kesehatan (Kemenkes), meliputi Bandung, Kupang, Semarang, dan Bontang pada 2023.
Menurut Maryati, sebelum telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia disebar, pihaknya akan melakukan mapping area dengan ukuran 50 x 50 meter. Satu area bakal diletakkan satu ember berisi telur nyamuk serta pakannya.
"Contoh di Kembangan Utara itu kalau di mapping itu dihitung ada sekitar 1.400 grid gitu. Artinya ada 1.400 ember berisi telur-telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia yang ditempatkan," jelasnya.
Advertisement
Akan Dipantau Selama 6 Bulan
Nantinya, setiap dua minggu sekali perkembangbiakan dari telur nyamuk bakal dilihat dan dievaluasi. Proses pemantauan akan berlangsung selama lebih kurang enam bulan.
Maryati bilang, diperlukan peran orang tua asuh untuk memantau telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia. Orang tua asuh adalah orang yang bersedia lahan atau rumahnya ditempati ember-ember berisi telur nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.
"Karena kita tahu bahwa ember kadang-kadang kalau di lapangan atau di luar, di depan rumah itu bisa ketendang, bisa karena hujan terus jatuh. Maka kita butuh nih orang tua asuh untuk bisa ditempatkan ember-ember berisi telur ber-wolbachia ini," ucapnya.
Maryati berharap, melalui implementasi ini, populasi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia menjadi banyak. Sehingga, Jakarta bisa menjadi provinsi yang bebas dari kasus DBD.