Korps Lalu Lintas (Korlantas) Mabes Polri menggandeng Nahdlatul Ulama (NU) dan sejumlah pemuka agama dalam upaya mengampanyekan keselamatan berlalu lintas. NU dan organisasi keagamaan lain sebagai civil society, dinilai berperan penting dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas.
Kampanye keselamatan berlalu lintas ditandai dengan digelarnya seminar nasional bertema 'Benarkah Kecelakaan Lalu Lintas Itu Nasib' di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (30/7/2013). Hadir sebagai pembicara adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Kombes Untung.
"Tugas manusia itu ikhtiar. Jika sudah ikhtiar maksimal tapi masih celaka, itu baru namanya nasib. Dalam berlalu lintas bagaimana? Tugas kita adalah berusaha untuk tertib agar tidak sampai celaka," kata Said.
Dia mengapresiasi langkah kampanye keselamatan berlalu lintas yang diselenggarakan Korlantas Mabes Polri, bekerjasama dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK NU) dan organisasi keagamaan lain. "Rasulullah bersabda, ada 2 tugas utama yang harus dilakukan manusia. Pertama adalah iman kepada Allah dan kedua berbuat baik untuk kepentingan orang banyak. Untuk polisi tentunya bagaimana bisa menjalankan aturan, bisa mengayomi masyarakat dengan baik," tuturnya.
Sementara Kombes Untung mengatakan, data yang dirilis Mabes Polri pada 2010 menyebutkan, 31.234 jiwa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Sedangkan hasil riset UGM dan UI mengungkap adanya perkiraan kerugian ekonomi sebesar 2,9 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.
"Dari data-data itu, dari perkembangan yang terjadi saat ini, kami memandang perlu melibatkan masyarakat dalam upaya kampanye keselamatan berlalu lintas. Saya mewakili Kakorlantas dan Kapolri tentunya, mengucapkan terimakasih kepada NU dan organisasi keagamaan lain, yang dengan senang hati mau bekerjasama menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas ini," terang Untung.
Untung menjelaskan, kerja sama kampanye keselamatan berlalu lintas ini memiliki tujuan meningkatkan kemitraan strategis antara Polri dan masyarakat dalam mengembangkan keselamatan lalu lintas di masyarakat. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan peran dan fungsi keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam mentransformasikan kesadaran, serta pemahaman keselamatan berlalu lintas sejak dini.
"Tujuan ketiga dari kerja sama ini adalah mengubah mindset pengguna jalan. Kecelakaan itu bukan musibah, bukan pula nasib. Kecelakaan adalah akibat dari budaya ceroboh pengguna jalan," kata Untung.
Selain NU, kampanye keselamatan berlalu lintas ini juga melibatkan perwakilan dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dan organisasi keagamaan lainnya. (Frd)
Kampanye keselamatan berlalu lintas ditandai dengan digelarnya seminar nasional bertema 'Benarkah Kecelakaan Lalu Lintas Itu Nasib' di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (30/7/2013). Hadir sebagai pembicara adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Kepala Bagian Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Kombes Untung.
"Tugas manusia itu ikhtiar. Jika sudah ikhtiar maksimal tapi masih celaka, itu baru namanya nasib. Dalam berlalu lintas bagaimana? Tugas kita adalah berusaha untuk tertib agar tidak sampai celaka," kata Said.
Dia mengapresiasi langkah kampanye keselamatan berlalu lintas yang diselenggarakan Korlantas Mabes Polri, bekerjasama dengan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKK NU) dan organisasi keagamaan lain. "Rasulullah bersabda, ada 2 tugas utama yang harus dilakukan manusia. Pertama adalah iman kepada Allah dan kedua berbuat baik untuk kepentingan orang banyak. Untuk polisi tentunya bagaimana bisa menjalankan aturan, bisa mengayomi masyarakat dengan baik," tuturnya.
Sementara Kombes Untung mengatakan, data yang dirilis Mabes Polri pada 2010 menyebutkan, 31.234 jiwa melayang akibat kecelakaan lalu lintas. Sedangkan hasil riset UGM dan UI mengungkap adanya perkiraan kerugian ekonomi sebesar 2,9 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.
"Dari data-data itu, dari perkembangan yang terjadi saat ini, kami memandang perlu melibatkan masyarakat dalam upaya kampanye keselamatan berlalu lintas. Saya mewakili Kakorlantas dan Kapolri tentunya, mengucapkan terimakasih kepada NU dan organisasi keagamaan lain, yang dengan senang hati mau bekerjasama menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas ini," terang Untung.
Untung menjelaskan, kerja sama kampanye keselamatan berlalu lintas ini memiliki tujuan meningkatkan kemitraan strategis antara Polri dan masyarakat dalam mengembangkan keselamatan lalu lintas di masyarakat. Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan peran dan fungsi keluarga sebagai institusi pertama dan utama dalam mentransformasikan kesadaran, serta pemahaman keselamatan berlalu lintas sejak dini.
"Tujuan ketiga dari kerja sama ini adalah mengubah mindset pengguna jalan. Kecelakaan itu bukan musibah, bukan pula nasib. Kecelakaan adalah akibat dari budaya ceroboh pengguna jalan," kata Untung.
Selain NU, kampanye keselamatan berlalu lintas ini juga melibatkan perwakilan dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), dan organisasi keagamaan lainnya. (Frd)