Imigran Gelap, Indonesia Lebih Manusiawi Ketimbang Australia

Anggota Komisi I DPR Hayono Isman menila, pengusiran para pencari suaka oleh pemerintah Australia telah melanggar piagam internasional.

oleh Muhammad Ali diperbarui 14 Feb 2014, 02:34 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2014, 02:34 WIB
hayono-140109c.jpg
Para pencari suaka ke Australia secara sembunyi-sembunyi diselundupkan ke perairan Indonesia oleh Australia. Tindakan ini menurut DPR melanggar hukum internasional. Anggota Komisi I DPR bidang pertahanan Hayono Isman menyatakan, pemerintah Indonesia lebih manusiawi dibanding Australia terkait pengusiran imigran gelap yang mencari suaka politik itu.

"Kita sesalkan Australia tidak mempedulikan nyawa pengungsi karena kalau kita tolak mereka bisa mati di tengah laut," kata Hayono di Surabaya, Kamis (13/2/2014).

Hayono mengatakan, tujuan utama imigran gelap itu adalah mencari suaka kepada Pemerintah Australia. Dengan pengusiran tersebut, Pemerintah Australia telah melanggar piagam internasional soal hak azasi manusia yang diatur dalam Konvensi Pengungsi tahun 1951.

Australia, kata Hayono, melanggar hukum internasional terikat konvensi dan berkewajiban melindungi setiap pengungsi yang ada di perairannya. Akibat pengusiran itu, kini Indonesia terkena dampak dari sisi anggaran dan sosial.

Pemerintah Indonesia, imbuh Hayono, sudah tegas menghormati hak azasi manusia dan dinilai lebih baik dari aspek kemanusiaan dengan menerima pengungsi gelap yang bertujuan ke Australia. (Ant/Ali/Rmn)

Baca juga:

Datang dari Jakarta, 5 Imigran Gelap Ditangkap di Tanjungpinang

Mudik Lebaran dari Malaysia, 32 WNI Hilang Tenggelam

Australia Langgar Teritorial, Menlu Marty: Kita Minta Penjelasan



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya