Gedung Dijadikan Penampungan, Sekolah Tetap Jalan

Kegiatan belajar mengajar di SDN 83 dan SDN 182 di Maasing, Manado, Sulut tetap berlangsung meski gedung sekolah digunakan untuk menampung korban gusuran. Pihak sekolah mengharapkan bantuan pemerintah daerah.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Agu 2004, 08:23 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2004, 08:23 WIB
130804aBelajar.jpg
Liputan6.com, Manado: Siswa Sekolah Dasar Negeri 83 dan SDN 182 di Maasing, Manado, Sulawesi Utara, tetap beraktivitas, meski gedung sekolah digunakan menampung korban gusuran. Namun, kegiatan belajar dan mengajar tentu tidak bisa optimal. Siswa hanya bisa menggunakan kursi karena meja sekolah masih dipakai untuk keperluan pengungsi. Jadwal belajar juga diatur untuk mengoptimalkan ruangan. Siswa kelas satu hingga kelas empat dijadwalkan masuk pagi. Sementara siswa kelas 5 dan 6 masuk siang. Demikian pemantauan SCTV di Manado, baru-baru ini.

Para siswa yang bisa mengikuti pelajaran pun tidak seluruhnya. Dari 250 siswa yang terdaftar, hanya 70 anak yang bersekolah. Sisanya tidak bisa mengikuti pelajaran karena menjadi korban gusuran. Mereka mengaku tidak memiliki baju seragam dan perlengkapan sekolah lain karena tertimbun bersama puing-puing bangunan. Karena itu, pihak sekolah mengharapkan, pemerintah daerah segera turun tangan dan mencarikan lokasi alternatif bagi para pengungsi korban penggusuran.

Kamis kemarin, Taufik Kiemas, suami Presiden Megawati Sukarnoputri sempat menemui warga Maasing. Di sana, ia berdialog dan berjanji akan membantu memenuhi seluruh kebutuhan termasuk ganti rugi lahan sesuai tuntutan mereka [baca: Taufik Kiemas Mengunjungi Korban Penggusuran Maasing]. Taufik juga mengatakan, bahwa penggusuran terjadi karena pejabat pemda salah mengartikan makna Otda.(AIS/Aldrien Arief)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya