Liputan6.com, Jakarta - Keputusan General Motors (GM) untuk menutup fasilitas produksi di Bekasi, Jawa Barat, ternyata tak terlepas dari performa buruk Chevrolet Spin dalam bertarung di kelas Low Multi Purpose Vehicle (LMPV).
Bahkan, Executive Vice President GM, Stefan Jacoby, yang bertanggung jawab di pasar Amerika, Eropa, dan Tiongkok mengkaui bahwa pihaknya telah mengambil keputusan yang tidak tepat, alias salah strategi.
Menurutnya, Chevrolet Spin yang diharapkan GM bisa bersaing dengan Avanza cs nyatanya tak bertaji. Bahkan dari 40 ribu kapasitas yang dimiliki pabrik Bekasi, pabrikan tak bisa menyentuh separuh pun.
Tahun lalu, GM hanya mampu menjual sebanyak 8.412 unit di Indonesia. Sementara untuk ekspor angkanya menembus 3.000 unit.
"Kami tidak bisa meningkatkan produksi Spin dan menggenjot volume seperti yang diharapkan. Padahal produknya sangat bagus," kata Jacoby seperti dilansir dari Reuters, Jumat (27/2/2015).
"Rantai logistik Spin juga terlalu kompleks; kami memiliki volume yang rencah sehingga sulit dilokalisasi, dan untuk aspek harga kami juga tida kompetitif," imbuh dia.
Untuk diketahui, GM Indonesia telah mengumumkan bakal menghentikan proses produksi di pabrik Bekasi terhitung 30 Juni tahun ini. Setidaknya, 500 karyawan bakal dirumahkan menyusul keputusan ini.
>>>Klik laman berikutnya (Fokus SUV)
Next
Menyusul keputusan ini, GM Indonesia pun menegaskan bahwa pihaknya masih eksis di pasar roda empat dalam negeri dengan mengandalkan Chevrolet Orlando, Captiva, dan Trailblazer setelah pabrik tutup. Sementara Spin, tak masuk dalam daftar.
Untuk Spin sendiri, produksi akan terus berlanjut hingga akhir Juni ini. Sementara kegiatan penjualan masih akan dilakukan hingga stok habis. GM Indonesia berkomitmen akan menjaga layanan, garansi dan ketersediaan suku cadang bagi pengguna Spin di dalam negeri.
(Gst/Igw)
Advertisement