Ini Keuntungan Jika Pajak Sedan Turun

Pajak sedan didesak turun dari 30 persen menjadi 10 persen.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 11 Agu 2017, 09:11 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2017, 09:11 WIB
3 Kompetitor Toyota Camry di Indonesia
Sedan-sedan yang dipasarkan di Indonesia.

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Sejumlah perusahaan otomotif Indonesia mendesak pemerintah menurunkan pajak kendaran jenis sedan, dari 30 persen menjadi 10 persen. Angka ini dinilai sama dengan jenis kendaraan lainnya baik citycar, MPV maupun SUV.

Turunnya pajak kendaraan jenis sedan, maka hal itu diprediksi dapat meningkatkan ekspor kendaraan, karena sedan dianggap memiliki potensi menggiurkan di pasar global.

Menurut Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Franciscus Soerjopranoto, keinginan para pelaku industri otomotif yang semakin mendesak pemerintah menurunkan pajak kendaraan sedan setelah adanya perjalanan bisnis Presiden Joko Widodo ke Australia beberapa bulan lalu.

Seperti diketahui, di Negeri Kangguru sendiri penjualan kendaraan paling favorit tidak sama seperti Indonesia yang mengandalkan Low Multi Purpose Vehicle (MPV), melainkan jenis kendaraan sedan yang sangat menggairahkan.

“Karena pabrikan di Australia semua pabrikan otomotif tutup. Nah kenapa (Australia) jadi mesti ngambilnya (mobil sedan) di Thailand, atau di Singapura? Di Indonesia dong, karena disini ada base-nya, produksinya dan segala macam. Kan banyak maker investasi, nah caranya mendorongnya dengan pajak ini,” jelas Soerjo saat ditemui di salah satu hotel di kawasan BSD, Tangerang Selatan, baru-baru ini.

Tak hanya pasar ekspor, kata Soerjo, jika pajak kendaraan jenis sedan menurun, maka tidak menutup kemungkinan pasar otomotif Indonesia akan ikut terkerek naik.

“Sekarang hitungan kami mungkin market sedan 1-2 persen. Mungkin adanya penurunan pajak sedan akan naik jadi 5 persen. Itu asumsi dari kita, Toyota,” ucapnya.

Keuntungan Indonesia

Penurunan pajak kendaraan jenis sedan rupanya tidak hanya akan menambah pundi-pundi penghasilan para produsen mobil yang ada di Tanah Air.

Pasalnya, hal itu dianggap akan memberikan pemasukan dan keuntungan bagi negara.

“Itu jadi income untuk pemerintah, untuk bangun infrastruktur dan itu bisa jadi tutupin utang,” tutupnya.

 

Simak juga video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya