Toyota Indonesia Siap Terapkan Platform TNGA

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menegaskan kesiapannya dalam pengaplikasian platform Toyota New Global Architecture (TNGA) di masa depan.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 24 Mei 2019, 14:52 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2019, 14:52 WIB
Toyota Vios dan Yaris Bakal Pakai Platform TNGA, Berapa Harganya? (Foto: Indianautosblog)
Toyota Vios dan Yaris Bakal Pakai Platform TNGA, Berapa Harganya? (Foto: Indianautosblog)

Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menegaskan kesiapannya dalam pengaplikasian platform Toyota New Global Architecture (TNGA) di masa depan. Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Direktur TMMIN Warih Andang Tjahjono.

"Produk-produk ke depan kami pasti masuk TNGA. Tapi timing-nya akan in-line sama electrification. Jadi pada saat kita perkenalkan electric vehicle, pada saat itu juga kita akan perkenalkan TNGA," katanya di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (23/5) malam.

Menurutnya, saat ini pihaknya tengah menanti peraturan mengenai kendaraan ramah lingkungan yang saat ini tengah digodok pemerintah. Sembari menunggu aturan tersebut, TMMIN mempersiapkan segala sesuatunya agar tidak tertinggal.

"Ya kan peraturannya mau jadi, jadi ya kita persiapkan.

Kalau berbicara persiapan, kita sebenarnya sudah menyiapkannya. Jadi pada saat nanti ketentuannya berlaku, diharapkan kita sudah siap.

Karena kan pasti butuh waktu. Kalau kita tunggu dulu ya tidak mungkin lah, jadi pasti overlapping," ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rencana Diperkenalkan

Lebih lanjut dirinya menyebut, produk baru tersebut diperkirakan siap diperkenalkan pada 2021 mendatang. MPV dan SUV disebut-sebut sebagai calon produk yang bakal dilahirkan lantaran kedua model tersebut begitu diminati di dalam negeri.

"Kalau kami lihat, sekarang kan trennya (di dalam negeri), ekspor juga, dari MPV ke SUV ya. Jadi di antara itu lah produknya. Produknya baru, bukan model sekarang," ujar Warih.

Saat nanti produk baru ini diluncurkan, Toyota Indonesia akan lebih dulu fokus pada pasar domestik. Saat produk ini diterima baik di pasar nasional, maka potensi besar untuk ekspor akan mengikuti.

"Kami harus pikirkan bahwa produk itu harus diterima dulu di pasar domestik. Enggak ada suatu produk dibuat buat ekspor doang, enggak ada. Jadi harus diterima market (domestik), kompetitif dulu. Ekspor enggak mau menerima produk yang enggak kompetitif," jelas pria ramah tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya