5 Transportasi Alternatif Saat Perluasan Ganjil Genap Berlaku

Salah satu isi dari Instruksi Gubernur Nomor 66 tahun 2019 mengenai perluasan area pembatasan ganjil genap di Jakarta resmi diberlakukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2019, 04:05 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2019, 04:05 WIB
Ganjil Genap Untuk Atasi Polusi Jakarta
Kendaraan melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (31/7/2019). Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sistem pembatasan kendaraan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap menjadi salah satu rencana Pemprov DKI Jakarta mengatasi polusi udara di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu isi dari Instruksi Gubernur Nomor 66 tahun 2019 mengenai perluasan area pembatasan ganjil genap di Jakarta resmi diberlakukan. Dengan ditetapkannya kebijakan ini maka masyarakat harus semakin berhati-hati dan memperhatikan rute-rute baru yang ditetapkan agar tidak melanggar peraturan.

 Bertambahnya rute yang terdampak kebijakan ganjil genap tentunya akan mempengaruhi mobilitas masyarakat ketika akan beraktivitas di Jakarta terutama bagi pengendara mobil pribadi. Tetapi jangan khawatir, berikut beberapa alternatif transportasi yang dapat digunakan agar tetap bisa beraktivitas dengan lancar di Jakarta tanpa khawatir dengan rute ganjil genap:

1. KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line

KRL Commuter Line merupakan pilihan paling efektif untuk mobilisasi di kota Jakarta, banyaknya stasiun dan wilayah yang dilewati mulai dari Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan hingga Jakarta Utara dapat membuat perjalanan lebih mudah dikarenakan bisa memilih stasiun terdekat dengan tempat tujuan.

Waktu tempuh pun relatif cepat, perjalanan dari stasiun Rawa Buntu (BSD, Tangerang Selatan) menuju stasiun Tanah Abang dapat ditempuh dalam waktu 30 menit. Untuk tarif perjalanan KRL berkisar 3.000 hingga 8.000 rupiah tergantung jarak tempuh. Namun yang harus diperhatikan adalah pengguna KRL yang sudah cukup masif sehingga pada jam-jam tertentu akan cukup ramai. Terlebih lagi aturan ganjil genap yang diperluas akan menambah jumlah penumpang transportasi umum.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


2. MRT (Moda Raya Terpadu)

Ilustrasi
Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@quinntheislander)

Salah satu moda Transportasi yang menjadi kebanggaan kota Jakarta adalah MRT, MRT memiliki kelebihan angkutan dan stasiun yang lebih baru dibanding KRL sehingga terasa lebih fresh dan nyaman. Namun untuk rutenya sendiri masih terbatas yaitu dari stasiun Lebak Bulus hingga stasiun Bundaran Hotel Indonesia dimana untuk rute lainnya masih dalam tahap pengembangan. Tarif MRT sendiri bervariasi antara 3.000 hingga 14.000 rupiah. 

 


3. LRT (Light Rail Transit)

Yuk, Menjajal LRT Jakarta Gratis Mulai Hari Ini
Moda transportasi kereta ringan atau light rail transit (LRT) melintas saat berlangsungnya uji coba di Jakarta, Selasa (11/6/2019). Warga dapat menjajal LRT dengan gratis mulai Selasa 11 Juni 2019. (merdeka.com/Imam Buhori)

Mirip dengan MRT, LRT memiliki kapasitas penumpang yang lebih sedikit dan kecepatan yang lebih rendah. Rute yang sudah beroperasi juga masih terbatas yaitu antara stasiun Boulevard Utara hingga stasiun Velodrome. Untuk tarif yang dikenakan seharga 5.000 rupiah flat.

 


4.Bus Transjakarta

Penerapan Sistem E-Tilang di Jalur TransJakarta
Pengendara motor melaju di belakang bus Transjakarta di kawasan Pasar Rumput, Jakarta, Rabu (20/2). Sekitar 510 CCTV akan dipasang di 225 halte Transjakarta di Ibu Kota untuk menerapkan tilang online atau E-Tilang. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Hampir sama dengan KRL Commuter Line, bus Transjakarta memilki halte yang sangat banyak dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Dengan harga 2.500 hingga 3.500 rupiah anda bisa berkeliling dan beraktivitas di kota Jakarta tanpa khawatir. Untuk kendala yang mungkin dialami adalah kemacetan yang tidak dapat diprediksi, meskipun memiliki jalur sendiri yang membuat perjalanan lancar tetapi terkadang kendaraan pribadi yang membandel dan masuk ke jalur Transjakarta dapat menyebabkan kemacetan. 

 


5. Transportasi Online

Transportasi Online
Polisi menjaga di depan Balai Kota Solo, Jateng, mengantisipasi bentrok susulan antara sopir taksi dan pengemudi GoJek. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Kendaraan terakhir ini ada baiknya dikombinasikan dengan empat transportasi di atas agar mendapatkan harga perjalanan yang lebih hemat. Terdapat pilihan mobil atau motor yang dapat disesuaikan dengak kebutuhan pengguna pengguna.

Aplikasi yang dapat digunakan seperti Grab atau Gojek. Selain dua aplikasi tersebut terdapat juga aplikasi menebeng yang dapat digunakan, memiliki sistem yang hampir mirip aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menebeng pengemudi yang searah dengan tujuan. Beberapa contoh aplikasi menebeng adalah Sejalan dan Tebengan.

Penulis: Khema Aryaputra

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya