Kendaraan Penumpang Esemka Kantongi Tanda Pendaftaran Tipe

Sebagai produsen otomotif, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK) telah memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam kendaraan Esemka.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 10 Sep 2019, 17:26 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2019, 17:26 WIB
Esemka
Esemka Bima ditawarkan dalam dua pilihan mesin, yakni 1.200cc dan 1.300cc. (Fajar Abrori / Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai produsen otomotif, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK) telah memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam kendaraan Esemka.

“Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama Bima, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama Digdaya dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama Borneo,” tutur Menperin.

Sebagai principal otomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine, transmisi, dan axle.

Terdapat juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stockyard dan showroom.

“Tentunya fasilitas produksi yang telah dimiliki PT SMK sebagai produsen mobil telah membawa pada suatu tahapan yang lebih maju dan layak untuk dapat memproduksi kendaraan roda empat. Ini kabar yang menggembirakan bagi industri otomotif di Tanah Air,” ujar Airlangga.

Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi 3.500 unit pick up Esemka Bima dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun.

Selain itu, Menperin juga menyebut, industri otomotif nasional saat ini telah berkembang dengan baik dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja.

Saksikan Juga Video Pilihan di Bawah Ini:

Penggunaan Komponen Dalam Negeri Diharapkan Meningkat

“Dari sisi produksi dan penjualan otomotif nasional, pada 2013 hingga 2018 telah mencapai rata-rata di atas 1,2 juta unit per tahun. Tentunya banyak industri komponen lokal yang turut tumbuh sejalan dengan peningkatan produksi tersebut,” sebutnya.

Airlangga menegaskan, otomotif merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan pengembangannya dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, sehingga dorongan untuk industri otomotif Tanah Air akan tetap diberikan agar semakin berdaya saing, serta mampu berkontribusi lebih besar pada perekonomian nasional.

Salah satu upaya yang dilakukan ialah memacu tumbuhnya industri komponen otomotif yang akan menjadi supply chain (rantai pasok) bagi industri perakitan kendaraan dalam negeri.

“Kemenperin juga terus mendorong ketersediaan bahan baku untuk industri komponen otomotif, sehingga tidak perlu impor. Kemudian, sesuai dengan prioritas Presiden, Kemenperin terus memacu peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang otomotif melalui program Industrial Revolution (IR) 4.0 maupun program Tokutei Ginou yaitu pemagangan di Jepang,” tegasnya.

Tak hanya itu, Kementerian Perindustrian juga mengaku siap mendorong mobil Esemka untuk dapat meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN).

“Mobil buatan anak bangsa ini diharapkan tidak banyak didominasi oleh komponen impor, sehingga TKDN harus menjadi prioritas mobil Esemka,” ungkap Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Harjanto.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya