Mengenal Cara Kerja AI yang Diklaim Sanggup Mengurangi Kemacetan hingga 20 Persen

AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan merupakan istilah kemampuan mesin atau komputer untuk meniru dan melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 06 Jul 2023, 21:05 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2023, 21:05 WIB
Kemacetan Pekan Raya Jakarta
Mengenal Cara Kerja AI yang Diklaim Sanggup Mengurangi Kemacetan hingga 20 Persen (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan merupakan istilah kemampuan mesin atau komputer untuk meniru dan melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kecerdasan manusia.

Teknologi AI sudah digunakan pada beragam hal, salah satunya digunakan untuk mengurangi angka kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengakui penggunaan teknologi AI dapat menurunkan tingkat kemacetan di Jakarta sebanyak 20 persen.

Sistem AI yang bertugas untuk memantau arus lalu lintas ini disebut Intelligent Traffict light System (ITS) sudah dipasang sejak April 2023 lalu di sekitar 20 titik persimpangan Jakarta.

 "Ini untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas sehingga terpantau terdapat efisiensi (pengurangan antrean) sekitar 20 persen,” kata Heru dalam keterangan resminya, Rabu (5/7).

Menurut Heru , AI bekerja dengan mengidentifikasi kemacetan di titik tertentu dan menyesuaikan lampu lalu lintas jika menemukan kepadatan di suatu simpang.

“Sistemnya dihitung berdasarkan kepadatan (lalu lintas). Kalau sedang padat maka lampu hijaunya dipercepat dan sebaliknya,” ujar Heru.

Sementara itu, Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, simpang yang dipilih untuk menempatkan AI adalah lokasi dengan tingkat kemacetan yang tinggi.  

 

AI Akan Diperbanyak

Kemudian, daerah yang diprioritaskan untuk dipasang AI adalah simpang yang beririsan dengan daerah dari luar Jakarta.

"Diprioritaskan pada primeter di luar, istilahnya kordon luar. Seperti contoh di Daan Mogot, di Gatot Soebroto, sepanjang Jalan Raya Bogor, S. Parman, Ahmad Yani, dan seterusnya," ujar Syafrin.

Lebih lanjut, Syafrin menambahkan bahwa teknologi ini bakal diperbanyak di 40 titik di Jakarta. Rencananya bakal direalisasikan tahun ini dengan anggaran Rp130 miliar.

"Kriteria pemilihannya masih sama (rawan macet). Tujuannya agar terjadi efisiensi jumlah antrean di simpang-simpang tertentu," pungkas Syafrin.

Penulis: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com

infografis journal
infografis journal 5 Jenis Penyakit Hepatitis. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya