Program Konversi Motor Listrik Berpeluang Cetak Transaksi Rp 1.000 Triliun

Pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik. Salah satunya dengan menyiapkan program konversi dari motor konvensional menjadi motor listrik, hingga insentif untuk pembelian kendaraan listrik.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2023, 08:11 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2023, 08:11 WIB
Rencana Subsidi Rp 6,5 Juta untuk Konversi Motor Listrik
Mekanik menyelesaikan proses konversi motor listrik pada bengkel Elders Garage di basement Gedung Smesco, Jakarta, Selasa (20/12/20222). Konversi motor konvensional bermesin bensin ke listrik menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Untuk mempercepat tren elektrifikasi, pemerintah mendorong program konversi dengan memberikan subsidi Rp 6,5 juta. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik. Salah satunya dengan menyiapkan program konversi dari motor konvensional menjadi motor listrik, hingga insentif untuk pembelian kendaraan listrik.

Namun peminat konversi motor listrik ini masih tergolong sedikit. Padahal, program konversi ini berpeluang menciptakan angka transaksi hingga Rp 1.000 triliun.

Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat berbicara dalam acara penandatangan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)-Menteri Perhubungan-Kapri tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

"Kegiatan konversi ini akan menggerakan roda perekonomian kita. Karena, nilai yang akan tercatat akan besar, Rp 900-1.000 triliun. Kalau hanya konversi," ujar Menteri ESDM Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/7/2023).

Tak hanya itu, ia melihat adanya peluang kegiatan ekonomi lain dalam program pengadaan motor listrik. Termasuk pembangunan infrastruktur, terutama untuk jaringan pengisian kendaraan listrik.

"Lalu, PLN akan nambah berapa puluh GW lagi (jaringan listrik) kapasitasnya yang kita harapkan dari pembangkit EBT. Dalam hal ini, solar panel akan menjadi andalan," imbuh Arifin.

Lebih lanjut, ia mengatakan, pemerintah tengah fokus terhadap motor bakar roda dua yang sudah overpopulasi di angka 120 juta unit lebih. Angkanya terus bertambah 5-6 persen setiap tahun.

"Jadi, konsumsi 1 liter tiap hari equivalen 650 crude oil per hari. Kalau USD 80, maka kita bakar USD 480 juta per hari. Emisinya, menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi, kalau 120 juta, berarti berapa 300 juta kg emisi per hari," paparnya.

Demi mengusung misi target pengurangan emisi di 2030, pemerintah lantas berinisiatif melakukan program konversi motor bakar ke motor listrik. Menurut Arifin, salah satu keunggulan konversi ini punya pasar dan manfaat yang jelas.

"Apalagi dengan insentif, maka konversi ini bisa berlaku cepat. Baik untuk motor baru, motor bekas. Apakah kita akan capai (target net zero emission) di 2060? Ya nanti kita sama-sama," pungkas Arifin.

Penulis: Maulandy Rizky Bayu Kencana


Ini Daftar 24 Bengkel Konversi Motor Listrik di Indonesia

Konversi motor listrik saat ini masih sepi peminatnya. Padahal, program untuk mendorong peralihan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) ini juga sudah mendapatkan bantuan atau subsidi dari pemerintah sebesar Rp 7 juta.

Sedangkan untuk biayanya, untuk mengubah sepeda motor konvensional menjadi listrik ini, biaya yang dibutuhkan paling mahal Rp 17 juta, dengan subsidi Rp 7 juta, maka konsumen hanya perlu membayar Rp 10 juta.

Sementara itu, untuk bengkel konversi motor listrik yang tersedia saat ini, per 6 Juni 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat ada 24 bengkel yang telah mendapat sertifikasi dari Kementerian Perhubungan.

"Target 2025, ada 5 juta sepeda motor listrik baru, dan 2025 juga 6 juta sepeda motor konversi. Sehingga total 150 juta sepeda motor pada 2025," ujar Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Energi ESDM, beberapa waktu lalu.

Selain itu, pada 2030 juga diharapkan ada 13 juta sepeda motor listrik di Indonesia. Dengan begitu, beragam manfaat terkait kendaraan listrik ini bisa tercapai, seperti mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM), dan juga mengurangi emisi.

"Berbeda dengan sepeda motor bakar, yang ketergantungan teknologi luar. Sedangkan konversi motor listrik, akan memiliki TKDN yang tinggi, dengan target 40 persen sehingga bisa menggerakkan industri lokal baik di komponen utama, ataupun industri kecil dan menengah (IKM) yang melakukan konversi (bengkel)," tegasnya.

Berikut, 24 daftar bengkel konversi motor listrik di Indonesia:

1. BBSP-KEBTKE, Cipulir, Jakarta Selatan

2. PT Braja Elektrik Motor, ITS Surabaya

3. Elders Garage, Jakarta Selatan

4. Percik Daya Nusantara, Bali

5. PT Tri Mentari Niaga/ BRT, Bogor

6. PT Cogindo daya Bersama, Cirebon.

7. PT Mitra Metal Perkasa, Karawang

8. PT Ide Inovatif Bangsa, Jawa Barat

9. PT Spora EV, Jakarta

10. PT Sarana Makmur Sejahtera, Mojokerto

11. Juara Bike/Selis, Tangerang

12. PT Nagara Sains Konversi, Jakarta

13. PT Handhika Garda Parama, Jakarta

14. PT Strum Techology Asia, Jakarta

15. CV Karya Kartanagari Group, Bogor

16. Politeknik Negeri Jakarta, Jakarta

17. PTDI-STTD, Bekasi

18. PT Electric Vehicle Trimotorindo

19. PT. Ekoelektrik Konversi Mandiri

20. DIKST ITS, Surabaya

21. PT Roda Elektrik Gemilang, Bali

22. PT Solusi Intek Indonesia, Bekasi

23. SMKN 2 Jember

24. SMK Muhammadiyah Kartasura.

infografis motor listrik
motor listrik lebih murah dalam perawatan, tapi tidak untuk baterai (liputan6.com/abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya