4 Pernyataan Ahok yang Menyakiti Hati PDIP

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengungkap alasan partainya berhenti mendukung Ahok.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 09 Agu 2016, 18:45 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2016, 18:45 WIB
Senyum Ahok saat Dilantik Jadi Gubernur
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan ucapan selamat kepada Basuki Tjahaja Purnama usai acara pelantikan Gubernur di Istana Negara, Rabu (19/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi bergabung dengan Koalisi Kekeluargaan. Itu adalah partai-partai yang enggan mendukung Ahok di Pilkada DKI Jakarta.

Padahal sebelumnya, PDIP sangat mendukung Ahok. Kini partai besutan Megawati Soekarno itu berpaling dari pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu.

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengungkap alasan partainya berhenti mendukung Ahok. Menurut dia, kader PDIP sudah telanjur sakit hati dengan gubernur DKI Jakarta itu.

Mereka marah karena beberapa kali Ahok melontarkan pernyataan yang sangat menyakitkan bagi para kader partai berlambang banteng moncong putih itu.

Berikut beberapa pernyataan Ahok yang menyayat hati PDIP:

1. Tak mau ikuti mekanisme di PDIP

Setelah memutuskan lewat jalur partai di Pilkada DKI Jakarta dan mendapat dukungan 3 partai, Ahok enggan mendaftarkan diri sebagai calon gubernur di penjaringan PDIP. Dia mengaku enggan mengemis ke partai politik.

"Kita enggak perlu datang ke partai. Saya ingin hapus stigma perlu lobi semua partai supaya partai calonin kamu, itu saya ingin hapus," pungkas Ahok.

2. Diusung 3 partai sudah cukup

Ahok juga pernah mengatakan  tidak akan mendaftarkan diri untuk mengikuti penjaringan bakal calon gubernur yang diadakan PDIP. Sebab, Ahok merasa sudah cukup didukung tiga partai di Pilkada DKI Jakarta.

"Bagaimana mau daftar, orang sudah tiga partai kok. Kalau diusung tiga partai kan sudah cukup usung," ujar Ahok.

3. Semua di tangan Megawati

Ahok mengatakan malas berdebat dengan kader PDIP yang tak menyukainya. Sebab soal Pilkada DKI Jakarta, Ahok mengatakan keputusan ada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Putusan di Bu Mega, ngapain aku ribut sama mereka. Dan aku juga tahu PDIP kok, kalau udah dibuat keputusan, semua ini diam," ujar Ahok.

Ahok bisa memahami pro kontra di internal PDI Perjuangan saat ini. Gejolak yang disebut Ahok untuk mempengaruhi sikap Megawati terjadi karena Megawati belum mengambil keputusan.

"Justru kalau nggak segera diputusin inilah jadi pada manuver, berusaha mempengaruhi ibu ketua umum," kata Ahok.

4. Rendahkan Jokowi

Ahok juga pernah mengatakan bahwa Jokowi tidak akan bisa menjadi Presiden jika tidak ada peran pengembang dalam proyek reklamasi. Kata Ahok, Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau hanya mengandalkan APBD.

"Saya pengen bilang Pak Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau ngandalin APBD, saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini kalau bapak ibu lihat yang terbangun sekarang, rumah susun, jalan inspeksi, waduk semua, itu semua full pengembang, kaget gak," ujar Ahok eperti dikutip dalam video yang diunggah di Youtube.

Hal itu dikatakan Ahok ketika menggelar rapat dengan Direksi PT Jakarta Propetindo (Jak Pro) pada 26 Mei 2015.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya