Ketika Ahok Tolak Tawaran Temannya Rp 30 M untuk Dana Kampanye

Ahok menyebut dirinya bukan milik sebagian kelompok atau orang kaya saja.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Des 2016, 10:17 WIB
Diterbitkan 09 Des 2016, 10:17 WIB
Ahok-Djarot
Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan sambutan saat berada di acara penggalangan dana kampanye di Jakarta, Minggu (27/11). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Calon gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, akar dari segala permasalahan yang membelit Indonesia adalah korupsi. Oleh karena itu, satu-satunya jalan memberantas korupsi adalah dengan menerapkan transparansi di semua lini.

"Akar segala masalah negara adalah korupsi. Untuk menyelesaikan adalah tranparansi. Enggak ada pilihan. Seluruh kebijakan transparan," ujar Ahok di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2016).

Ahok menyebut alasan pengumpulan dana kampanye rakyat harus nontunai dan terbuka. "Teman saya punya uang banyak, (dia bilang) lu (Ahok) ngapain ngumpulin duit, terus foto cuma ngumpul puluhan juta. Lu mau duit, gua kasih aja lah Rp 30 miliar. Saya bilang enggak mau pejabat publik dimiliki orang tertentu. Tapi milik banyak orang. Saya adalah pelayan," ucap Ahok.

Ahok menyebut dirinya bukan milik sebagian kelompok atau orang kaya saja.

"Makan malam (dengan Ahok) Rp 25 juta, ada Rp 50 juta. Bagaimana kalau enggak mau bayar? ya ke Lembang. Saya enggak mau saya punya orang kaya saja. Orang dukung doa pun saya terima," ucap Ahok.

Transparansi, kata Ahok, hanya dapat diterapkan dengan cara memberi keadilan bagi para PNS yang jujur. Oleh karena itu, PNS nakal harus dipecatnya.

"Kita gaji (PNS DKI) dengan baik. Korupsi bisa dihapus dengan transparasi. Transparansi bisa jalan kalau ada azas keadilan. Gaji PNS DKI paling rendah Rp 13 juta. Jadi kalau ada yang malas ya pecat dong," Ahok memungkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya