Liputan6.com, Jakarta Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy alias Rommy mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi dan para ketum parpol yang bertemu membahas konfigurasi capres dan cawapres. Yakni pasangan Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.
Namun pernyataan Rommy ini dibantah oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman. Dia menyatakan pertemuan tersebut tidak membahas konfigurasi Ganjar Pranowo dengan Prabowo Subianto.
Baca Juga
"Itu hoaks, hoaks. Yang jelas enggak ada pembahasan Pak Prabowo, apa Ganjar-Prabowo enggak ada, kita enggak tahu si Pak Rommy dapat dari mana," kata Habiburokhman, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Advertisement
Dia mengakui pertemuan Jokowi dengan para ketua umum membas situasi global saat ini. Dia mencontohkan perang antara Rusia dan Ukraina, serta berbagai masalah di dunia.
"Nah ini akan berdampak juga secara ekonomi maupun secara dalam konteks keamanan internasional ke negara kita sebagai negara besar," ungkapnya.
"Kita tentu harus menunjukkan kekompakan sebagai elite kemarin ketemu menunjukkan kekompakan rukun, guyub, sehingga kita siap," imbuh dia.
Sebelumnya, Rommy mengungkap tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan para ketua partai politik di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (2/5) malam untuk membicarakan formasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dan koalisi besar. Rommy mengungkapkan, konfigurasi yang akan dibahas yakni Ganjar Pranowo sebagai capres dan Prabowo Subianto sebagai cawapres.
"Selain Halal bihalal di tengah masih di bulan Syawal, pertemuan nanti malam yang rencananya dihadiri seluruh ketum-ketum parpol pendukung Pemerintah minus Nasdem, berpotensi mewujudkan koalisi besar dengan formasi Ganjar-Prabowo sebagai capres-cawapres," kata Rommy, saat dihubungi merdeka.com, Selasa (2/5).
Pertimbangan Formasi Ganjar-Prabowo
Rommy mengaku, formasi Ganjar-Prabowo berdasarkan pada tingkat elektabilitas kedua tokoh tersebut yang menduduki posi teratas saat ini. Serta, posisi PDIP yang menjadi pemenang pemilu 2019 berhak mendapatkan posisi capres.
Kendati demikian, dia mengaku, formasi tersebut akan diputuskan setelah Gerindra menyepakati keputusan tersebut.
"Tentu hal ini terpulang ke Prabowo, apakah bersedia menjadi cawapres di tengah amanat partainya untuk menjadi capres," ujarnya.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka
Advertisement