Properti Segmen Menengah Melaju Positif

Segmen properti mewah di Ibukota sendiri sempat mengalami pertumbuhan mencapai dua digit pada tahun 2010-2014.

oleh Fathia Azkia diperbarui 30 Apr 2018, 09:59 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 09:59 WIB
pasar properti jakarta
Pasar properti nasional di tahun 2018 diperkirakan akan lebih positif, melanjutkan tren yang telah terbentuk sepanjang semester pertama 2017.

Liputan6.com, Jakarta Jakarta, kota metropolitan yang dilihat sebagai salah satu pasar paling dinamis untuk investasi properti kelas atas telah memasuki fase penguatan. Prediksi ini pun diamini para ahli dan pelaku bisnis.

Segmen properti mewah di Ibukota sendiri sempat mengalami pertumbuhan mencapai dua digit pada tahun 2010-2014. Jakarta bahkan pernah menduduki posisi pertama untuk pasar hunian kelas atas dengan pertumbuhan harga paling cepat di tahun 2013 menurut Knight Frank Wealth Report.

Sayangnya, sejak kondisi ekonomi yang melambat ditambah kebijakan dari Bank Indonesia yang mengekang tingginya spekulasi pasar membuat property market ikut melesu. Baca juga: Rumah Mewah Cuma Rp1 Miliaran di Jakarta, Mau?

“Terlebih saat Pemerintah merevisi pajak properti kategori mewah dan super mewah di 2015 lalu. Aturan ini justru merugikan konsumen level high end dan menyebabkan mereka berhenti membeli dan berinvestasi properti,” ujar Hasan Pamudji, Senior Associate Director Professional Consultancy Knight Frank Indonesia, seperti dikutip PropertyGuru Property Report.

“Secara umum, permintaan properti mewah masih lemah, kecuali untuk proyek-proyek tertentu di mana mereka masih dapat menjual dengan progres yang baik. Ini efek dari lokasi, kestabilan pasar sewa, konsep dan desain yang sesuai, serta ukuran unit yang layak dipasarkan untuk investasi,” ia menambahkan.

Mau informasi properti yang komprehensif, mulai dari lokasi properti favorit konsumen, hingga ke harga hunian baik perumahan maupun apartemen di Indonesia? Simak selengkapnya di Rumah.com Property Index.

Melihat pangsa properti premium yang masih bergejolak, Hasan meyakini permintaan tertinggi akan tetap berasal dari pembeli yang mencari unit-unit tipe kecil. Untuk hunian vertikal, tipe studio dan satu kamar tidur menjadi pencarian utama konsumen.

Situasi tersebut pun nampaknya dicermati PT Sayana Integra Properti dalam mengembangkan kawasan superblok Sakura Garden City, yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur. Proyek ini terdiri dari apartemen dengan pilihan unit studio, one bedroom, two bedroom, three bedroom, dan loft.

(Jangan dulu beli rumah dan apartemen sebelum menyimak Review Properti)

“Harganya sendiri dibanderol kurang dari Rp20 juta per meter persegi. Untuk tipe terkecil luasnya 29,9m2. Mengenai market yang kami bidik, adalah kalangan milenial dan pekerja muda yang mempunyai produktivitas tinggi,” ujar Robert Yapari selaku Direktur Utama PT Trivon Orion Properti.

Terkait dengan pemilihan lokasi proyek di Jakarta Timur, pihaknya meyakini kawasan tersebut memiliki ceruk pasar yang masih terbuka lebar. “Area timur sebagai sunrise property sangat potensial karena terletak di antara CBD TB Simatupang dan area industri di koridor Jalan Raya Bogor, Bekasi, dan Cikarang,” imbuhnya.

Pihaknya mengaku percaya diri bisa menggaet konsumen yang membutuhkan hunian di Jakarta, apalagi mengingat angka backlog hunian yang cukup besar.

Jika membandingkan jumlah properti yang ada dengan jumlah keluarga, DKI Jakarta tercatat kekurangan 302.319 unit hunian. Menurut data SUSENAS dua tahun lalu, saat ini hanya setengah penduduk Jakarta (51%) ini yang punya properti sendiri (rumah/hunian vertikal).

(Unduh laporan lengkap Rumah.com Property Market Outlook 2018 di sini!)

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya