Cerita Kusrin tentang Merek TV Rakitannya

Kusrin pernah berkonsultasi dengan Dinas Perindustrian Kabupaten Karanganyar, tetapi ia tak menemukan jawaban memuaskan.

oleh Fajar Abrori diperbarui 20 Jan 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2016, 12:30 WIB
Cerita Kusrin tentang Merek TV Rakitannya
Karyawan Kusrin sedang memproduksi televisi tabung. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Karanganyar - Muhammad Kusrin, si perakit televisi lulusan SD akhirnya mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk ketiga merek televisinya. Ketiga merek itu adalah Maxreen, Veloz, dan Zener.
 
Ada cerita di balik penamaan merek-merek televisi rakitan Kusrin ini. Menurut Kusrin, ia tidak sembarang menamai produk televisinya. Merek Maxreen, misalnya, ternyata diambil dari namanya sendiri yang sering dipanggil Mas Rin.

Agar lebih menarik, nama Mas Rin dibelokkan menjadi Maxreen. "Kalau merek Zener itu diambil dalam bahasa elektronika yang artinya pembatas arus," dia menambahkan.

Saban hari, lelaki kelahiran 5 Mei 1979 itu bisa memproduksi 100 televisi. Bahan rakitan itu terdiri dari tabung komputer yang sudah tidak terpakai, tetapi casing dan perangkat PCB-nya baru.

"Satu televisi tabung dihargai sekitar Rp 375.000-Rp 385.000 untuk ukuran di bawah 17 inchi. Kita juga melayani garansi 1 tahun," ujar Kusrin.

TV Kusrin sudah didistribusikan ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Televisi ini masuk di toko-toko kecil saja. Televisi tabung itu masih banyak peminatnya. Nanti saya juga rencananya mau rakit televisi flat," tutur dia.

Bagi Kusrin, masalah sertifikasi yang dihadapi sejak tahun lalu memberi pelajaran berharga. Ia mengaku, sebenarnya sudah mendaftarkan merek televisinya sejak 2011, sebelum akhirnya memperoleh sertifikat itu beberapa hari lalu.

Ia bahkan sempat beberapa kali bertanya ke Dinas Perindustrian Kabupaten Karanganyar. Namun, tidak memperoleh informasi yang dibutuhkan.

"Saya sama polisi minta solusi bagaimana cara mendapatkan SNI, kalau memang produksi saya ini tidak melanggar aturan. Akhirnya, sama Pak Polisi diarahkan suruh buat SNI di Surabaya," tutur Kusrin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya