Liputan6.com, Surabaya - Kompetisi Nasional Smart Primagama (KNSP) tahun ke IV yang digelar di Universitas Airlangga dipastikan berbeda dengan tahun sebelumnya. Terutama di sistem penilaiannya.
"Secara kualitas Primagama ingin selalu meningkatkan dan merubah sistem penilaian," ujar Deputi GM Operational Primagama, Rachmad Asmadi pada Liputan6.com, Minggu (24/1/2016)
Misalnya, kata Rachmad, pada waktu KNSP di Universitas Gajah Mada, yang masuk putaran final itu hampir seribu orang lebih. Maka yang di Airlangga ini disaring supaya tidak sebanyak itu.
"Jadi kita lebih melihat bahwa minimal nilai yang bisa dibawah masuk ke sini itu ada ketentuannya," kata Rachmad.
Dari babak yang dilakukan di masing-masing wilayah, pihaknya coba menyaring berapa skor minimal siswa-siwi yang bisa lolos ke sini.
Baca Juga
"Paling tidak rata-rata 8 itu yang kemudian kita bisa merekomendasikan masuk ke sini," kata Rachmad.
Rachmad juga menambahkan bahwa yang kedua adalah dalam sistem penilaiannya. Untuk penilaian yang sebelumnya, kita mengacu model penilaian Unas.
"Betul ya betul dan jawaban yang salah tidak ada pengurangan," imbuh Rachmad.
Menurut Rachmad, untuk tahun ini kita coba menggunakan kombinasi, dan mungkin kita lebih condong memodelkan penilaiannya sistem penilaian SMPTN.
"Ketika benar akan ada nilai plus dan ketika salah akan ada nilai yang dikurangi," lanjut dia.
Rachmad juga menegaskan, dengan adanya peningkatan kualitas dan perubahan sistem penilaian tersebut diharapkan bisa memberikan tantangan pada siswa untuk benar-benar mencermati pemilihan jawaban.
"Karena secara akademis, siswa-siswi Primagama ini adalah anak-anak yang terbaik di kelas dan sekolahnya. Dengan begitu, kita hanya ingin melihat siapa yang daya tahannya paling kuat, karena ketelitian itu menjadi modal yang utama," kata Rachmad.