Liputan6.com, Cirebon - Kondisi tumor mata Alvarokhan Sugema, bocah 3 tahun dari pasangan Joni dan Fima Desi, dipastikan parah. Tim dokter spesialis mata RS Permata Cirebon menyampaikan tumor yang diidap anak yang biasa dipanggil Alvar itu sudah stadium 4.
"Prognosisnya sudah jelek, dari mata sudah menjalar ke kepala dan otak. Keganasan tumor ini sudah stadium 4," ujar anggota tim dokter Cessy Waliyah Putri SpM, Jumat (19/2/2016).
Cessy menerangkan penyakit yang diderita Alva sebagai retinoblastoma. Penyakit itu rata-rata menyerang anak di bawah usia 5 tahun secara sporadis. Kondisi Alvar yang semakin lemah disebabkan tumor mata yang diderita sudah menjalar ke bagian otak.
Seiring berjalannya waktu, masa tumor semakin membesar dan menekan ke otak menyebabkan fungsi organ motorik melemah. Hal itu membuat Alvar kekurangan asupan makanan.
"Andaikata di keluarganya ada kans untuk terserang retinoblastoma juga dimungkinkan 50 persennya," kata Cessy.
Berdasarkan kondisi itu, tim dokter mengusulkan agar tumor Alvar diangkat dan memberikan kemoterapi secara simultan. Cessy menyatakan, kemoterapi diberikan sebagai salah satu upaya mencegah meluasnya sel tumor.
Baca Juga
Operasi Alvar bisa minim risiko jika bisa diantisipasi sejak awal. Namun, operasi yang akan dijalani bocah itu berisiko menimbulkan kebutaan.
"Risikonya jika tumor diangkat, mata pasien ini tidak bisa melihat lagi. Tapi saya lihat mata pasien yang satunya masih normal," ucap Cessy.
Sementara itu Direktur RS Permata Cirebon Asad mengatakan hasil kajian tim dokter RS Permata Cirebon, tumor yang diidap Alvar diperkirakan masuk ke dalam tumor ganas. Karena itu, ia tidak menyarankan tindakan operasi.
"Kami menduga ini termasuk tumor ganas dan secara medis tidak mungkin dilakukan operasi karena berisiko tinggi seperti pendarahan, kerusakan otak dan lain-lain," ucap Asad.
RS Permata menyatakan tindakan kemoterapi harus dilakukan di luar Cirebon. RS Permata Cirebon sudah menawarkan beberapa rumah sakit yang bisa membantu melakukan kemoterapi secara simultan, seperti RS Mata Cicendo Bandung, RS Hasan Sadikin Bandung, RSCM Jakarta dan RS Dharmais Jakarta.
"Tapi pasien memilih RS Dharmais Jakarta," beber dia.
Untuk biaya kemoterapi, pasien harus mengeluarkan biaya antara Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per sesi. Biaya tersebut tergantung jenis obat dan keganasan tumor yang diderita pasien.
"Berkas data rekam medis pasien sudah kami kirim dan alhamdulillah kami dibantu tokoh masyarakat Cirebon membawakan berkas pasien ke RS Dharmais," tutur Asad.