Liputan6.com, Denpasar - Hiruk pikuk orasi dan yel-yel ribuan pengunjuk rasa yang menolak rencana reklamasi Teluk Benoa, terdengar di sepanjang jalan by pass Ngurah Rai hingga Bundaran Tol Bandara Ngurah Rai. Hawa panas hingga 37 derajat Celsius tidak menyurutkan niat ribuan warga Bali ini untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Â
Iring-iringan pengunjuk rasa dengan bentangan spanduk dan beragam poster serta bendera, mewarnai sepanjang jalan penghubung Nusa Dua-Denpasar tersebut. Sejumlah anggota Polresta Denpasar tampak sibuk mengatur arus lalu lintas dan mengarahkan massa agar tidak mengganggu ketertiban umum.
Baca Juga
Namun di barisan paling belakang, tampak seorang pemuda dengan pakaian adat khas Bali serta menggunakan penuntup wajah bertuliskan Bali Tolak Reklamasi, justru asyik dengan aktivitasnya sendiri. Berbekal sebuah kantong plastik hitam besar, ia asyik memungut sampah plastik yang berceceran di sepanjang jalan yang dilewati para pengunjuk rasa.
Â
Adalah Agus, satu dari ribuan pengunjuk rasa yang peduli dengan kebersihan. "Ngambilin sampah plastik mas, tetap jaga kebersihan," kata dia sambari memungut sebuah puntung rokok di atas aspal, Minggu 20 Maret 2016.
Â
Satu per satu botol minuman, plastik bekas hingga puntung rokok ia kumpulkan dan dimasukan ke dalam kantong yang ia bawa. Antrean kendaraan bermotor di belakangya pun tidak ia pedulikan. Agus dengan tekun memungut sampah-sampah itu.
"Ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan, tidak hanya demo dan teriak-teriak saja," imbuh Agus.