Listrik dari Sampah Surabaya Sudah Terangi Seribu Rumah

Benowo merupakan TPA terbesar di Surabaya.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Apr 2016, 19:03 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2016, 19:03 WIB
Listrik Sampah di Surabaya
Listrik dari sampah di Surabaya sudah terangi 1.000 rumah.

Liputan6.com, Surabaya - Pemanfaatan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya, Jawa Timur, menjadi listrik kini telah mampu mengaliri seribu rumah di kawasan tersebut dalam enam bulan terakhir.

Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN Distribusi Jawa Timur Pinto Raharjo mengatakan, pemanfaatan sampah tersebut telah menghasilkan tenaga listrik sebesar 1 MW. Proyek itu merupakan hasil kerja sama antara Pemkot Surabaya dan PT Sumber Organik serta PT PLN Persero.

"Pengelolaan sampah menjadi energi listrik sudah dilakukan sejak 2015 dengan menggunakan sistem Landfill Gas atau gas yang dihasilkan oleh limbah padat yang dibuang, kemudian dikelola PT Sumber Organik dan dijual ke kami," ujar Pinto di Surabaya, seperti dilansir Antara, Jumat, 22 April 2016.


Pinto menjelaskan listrik sampah tersebut kemudian dibeli dengan harga Rp 1.250 per Kwh, yang selanjutnya disalurkan ke 1.000 rumah pelanggan PLN di kawasan Benowo.

"Benowo merupakan pusat TPA sampah terbesar di Kota Surabaya. Setiap harinya ada sebanyak 1.400 ton sampah yang masuk ke kawasan tersebut," kata Pinto.

Pinto mengatakan pemanfaatan sampah sebagai listrik dapat mendukung program Pemkot Surabaya dalam kebersihan kota serta program energi terbarukan pemerintah pusat yang terus dikembangkan.

"Listrik sampah yang dikelola di Benowo memang hasilnya tidak begitu besar, tapi program ini sangat banyak manfaatnya bagi warga sekitarnya," ujar Pinto.

Pinto mengatakan akan mengembangkan program listrik energi sampah di Benowo agar bisa menghasilkan tenaga listrik lebih besar atau ditargetkan sebesar 8,3 MW pada 2019.

"Nantinya akan mampu menghasilkan tenaga listrik mencapai 8,3 MW di tahun 2019. Dengan daya sebesar itu tentunya rumah yang dialiri listrik jumlahnya lebih banyak," kata Pinto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya