Liputan6.com, Solo - Siapa sangka, pabrik teksil di Sukoharjo, Jawa Tengah, ternyata menggarap seragam tentara untuk 33 negara di dunia. Salah satu keistimewaan seragam militer produksi PT Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sritex itu adalah memiliki spesifikasi anti-infra merah.
Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Setiawan Lukminto menyebutkan, seragam tentara itu dipasok untuk pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Tetapi, negara terakhir yang memesan pembuatan seragam tentara berasal dari Kroasia.
"Setelah mendapatkan sertifikasi seragam militer untuk tentara Jerman pada tahun 1993, kemudian dilanjutkan memasok seragam militer ke NATO serta ke seragam tentara militer negara-negara NATO," ujar Iwan usai melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) tahunan di Diamond Solo Convention Center, Jawa Tengah, Rabu (18/5/2016).
Baca Juga
Dia mengungkapkan, seragam militer yang dipesan tentara dari negara-negara di kawasan Eropa memiliki spesifikasi tinggi seperti anti-infra merah, anti-nyamuk, anti-bakteri, tahan api dan tahan basah.
"Yang membuat dan mengolah bahannya kita sendiri. Istilahnya in house lah. Saat ini yang paling unggul memang spesifikasi khusus itu," ucap Iwan.
Ketika disinggung mengenai ekspansi pasar ke militer asing, Iwan mengakui saat ini sedang melakukan penjajakan ke sejumlah militer di negara Afrika dan Eropa.
"Kalau untuk Eropa ini sedang melakukan approach ke negara Finladia, tetapi ini masih prematur," kata Iwan.
Selain mengerjakan seragam militer tentara asing, Sritex juga mengerjakan seragam tentara dalam negeri. Tak hanya itu, mereka juga menjadi langganan ritel mode terkenal, seperti H&M, Walmart, dan JAG.
Advertisement