Ditolak FPI, Istri Gus Dur Batal Buka Bersama di Gereja

FPI menolak agenda doa bersama Sinta Nuriyah Wahid di gereja.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 17 Jun 2016, 08:30 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2016, 08:30 WIB
Demo FPI, Sinta Nuriyah Wahid, Istri Gus Dur
FPI menolak agenda doa bersama Sinta Nuriyah Wahid di gereja. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Safari Ramadan yang dilakukan Sinta Nuriyah, isteri almarhum Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, diprotes Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah. Safari dengan rencana buka bersama lintas agama di Gereja Yakobus Pudak Payung Semarang itu sejatinya juga merupakan kampanye pluralisme.

Ketua Tim Advokasi FPI Jawa Tengah, Zaenal Abidin Petir menyebutkan FPI menolak kampanye pluralisme Sinta karena dilakukan dengan berdoa bersama di gereja. Zainal mengklaim itu merupakan kesepakatan ormas lain juga.

"Kita inginnya Bu Sinta ke gereja hanya berkunjung," kata Zaenal di Mapolrestabes Semarang, Kamis, 16 Juni 2016.

Keberatan dari FPI itu ditindaklanjuti dengan pertemuan di Mapolrestabes Semarang bersama pengurus gereja. Rencananya istri Bapak Pluralisme itu akan berbuka di gereja, namun setelah adanya pertemuan tersebut, acara dipindah ke Kantor Kelurahan Pudak Payung.

Tokoh gereja Katolik, Romo Aloys Budi Purnomo mengaku aneh dengan adanya penolakan tersebut. Sebelumnya, pihaknya juga mendapat penolakan di lokasi di Gereja Paroki Raja Ungaran.

"Panitia acara sebenarnya sudah bekerja sama dengan tokoh masyarakat terkait acara ini," kata Romo Budi.


Buka puasa bersama itu sendiri berjalan lancar. Dibuka dengan nyanyian Romo Al Budi Purnomo diiringi tarian Sufi.

Sinta Nuriyah Wahid sempat menyampaikan sambutan di halaman gereja. Ia berpesan agar kerukunan umat beragama dijaga karena para pendahulu juga mengajarkan hal serupa.

"Menjaga perdamaian itu lebih penting, daripada mementingkan keinginan pribadi yang sesaat," kata Sinta.

Sinta dan rombongan kemudian berpindah tempat ke aula Balai Kelurahan Pudak Payung dan memberikan ceramah. Ia didampingi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Agung Semarang Romo A Budi Purnomo, serta sejumlah tokoh agama lainnya.

"Saya pandang semua positif, seperti yang saya nyanyikan dalam lagu, bagaimana tangan Tuhan menuntun agar semakin banyak orang menerima berkah dan rahmat," kata Romo Budi.

Acara ini dijaga puluhan Banser dan polisi. Sinta tak mau mengomentari penolakan yang dilakukan FPI.

Sementara, Romo Budi menyebut kegiatan itu sebenarnya hanya membawa kebaikan semua pihak. Pemindahan lokasi itu tentu membuat banyak pihak yang kecewa.

"Ayo tidak usah dibesarkan, kita anggap sebagai bagian proses membangun hidup lebih dewasa," kata Romo Budi.

Ia mengaku buka bersama istri almarhum Gus Dur itu sebenarnya sudah rutin bertahun-tahun. Namun, baru kali ini ditolak hingga dilakukan di dua tempat dalam satu agenda.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya