Pelajar SMA Cirebon Rancang Batako Tahan Gempa

Namun, batako buatan duta lingkungan itu baru tahan 28-30 hari.

oleh Panji Prayitno diperbarui 01 Agu 2016, 06:03 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 06:03 WIB
Duta Lingkungan asal Cirebon Rancang Batako Tahan Gempa
Namun, batako buatan duta lingkungan itu baru tahan 28-30 hari. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Kelompok siswa SMA Negeri 1 Palimanan Kabupaten Cirebon sekaligus delegasi Duta Lingkungan Sekolah (DLS) Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon tengah mengembangkan batako jerami. Para siswa terlebih dulu melakukan proses penelitian, pengkajian ilmiah hingga mencari bahan serta kerangka batako.

"Ide awal dari lingkungan sekitar karena kerusakan akibat eksploitasi tanah kurang lebih mencapai 25 juta miliar tanah per tahun. Ditambah asap polutan akibat petani Indonesia menghasilkan 79 juta ton per tahun asap yang dibakar," jelas Wildan Fadila, perwakilan kelompok pembuat batako jerami SMAN 1 Palimanan, Minggu 31 Juli 2016.

Dia mengatakan, batako jerami buatan para siswa SMAN 1 Palimanan Cirebon ini memiliki kelebihan dapat menyerap polutan, antibakteri, kedap suara dan bahkan tahan terhadap gempa. Selain jerami, batako itu juga menggunakan eveziolit, kitosan, ampas tebu, arang sekam dan beberapa unsur lain yang dapat merekatkan jerami.

Wildan menjelaskan, batako tersebut dapat menyerap polutan karena unsur eveziolit, antibakteri dari unsur Citosan, kedap suara dari susunan jerami yang rapat. Sementara, kekuatan antigempa karena kerangka batako yang dibuat berbentuk interloka.

"Jerami yang digunakan harus benar-benar kering karena menghindari bakteri.  Kita cari jerami di sawah kurang lebih 17 hari. Menurut kami, dibuat batako, dicetak itu idealnya dua minggu kering sampai ke dalamnya," ujar Wildan.

Kendati demikian, lanjut Wildan, batako jerami yang dibuat bersama teman-temannya belum 100 persen sempurna. Ia mengaku masih harus meneliti lebih dalam, terutama terkait daya tahan batako ketika dijadikan konstruksi bangunan.

"Idealnya batako buat bangunan rumah itu sampai nano meter kerenggangan batakonya. Hipotesis sementara, batako buatan kami daya tahannya hanya 28-30 hari," ujar Wildan.

Dia berharap, inovasi dan ide teman-temannya tersebut menjadi bagian dari inspirasi kepada siswa lain yang ada di SMAN 1 Palimanan. Khususnya, para siswa yang peduli kepada produk yang ramah lingkungan.

"Batako kami baru dipamerkan di internal sekolah dan kegiatan Sanggar Lingkungan Hidup pada Youth Environmental Award (YEA) 2016 dan masuk nominasi," ujar Wildan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya