Rumah Baru Orang Utan Kalteng

Daya tampung pusat rehabilitasi orang utan di Kalteng sudah melebihi kapasitas.

oleh Rajana K diperbarui 05 Nov 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2016, 09:00 WIB
Seekor induk Orangutan bersama anaknya mengikuti pra peliaran yang dibuat oleh Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur, di Pulau Kaja, Nyaru Menteng, Palangkaraya, Kalteng. (Antara)

Liputan6.com, Palangkaraya - Setelah menjalani proses panjang, Yayasan Penyelamatan Orang Utan Borneo (Yayasan BOS) akhirnya bisa mewujudkan sebagian Pulau Salat yang berada di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng), menjadi kawasan konservasi orang utan bekerja sama dengan masyarakat.

Sebanyak 12 orang utan akan segera mendiami rumah baru mereka yang berada di delta Sungai Kahayan, wilayah Pulau Salat.

Keberadaan rumah itu penting mengingat daya tampung tempat rehabilitasi orang utan di Nyaru Menteng, Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya, sudah berlebih. Daya tampung ideal di tempat itu hanya sekitar 300 individu, tapi kini merawat 500 individu yang sebagian besar siap memasuki tahap prapelepasliaran.

Tiga hutan yang biasa menjadi tempat prapelepasliaran orang utan sudah tidak dapat menampung. Padahal saat ini ada 60 orang utan yang menyelesaikan tahap rehabilitasi dan siap ke tahap selanjutnya dan masih ada 100 lebih orang utan antre di sekolah hutan.

Total lahan yang diupayakan Yayasan BOS adalah seluas 655 hektare dari luas keseluruhan Pulau Salat Nusa yang mencapai 3.419 hektare. Pemilihan pulau itu karena memiliki kesamaan habitat bagi orang utan. Hal ini diungkapkan CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite dalam rilisnya, Kamis, 3 November 2016, di Palangkaraya.

Menurut dia, pihaknya masih memiliki kewajiban strategi dan rencana aksi Konservasi Orang Utan Indonesia yang menyatakan pada 2015 tidak ada lagi orang utan di pusat rehabilitasi.

"Karena kita masih mengalami kendala dengan banyaknya orang utan di pusat rehabilitasi, baik yang siap dilepasliarkan maupun yang belum. Mereka membutuhkan hutan yang mirip habitat alaminya. Dan Pulau Salat ini merupakan salah satu wilayah yang sesuai menurut survei yang kami lakukan," kata Jamartin.

Untuk itu, pihaknya meminta kepada pemerintah, masyarakat, pelaku bisnis dan organisasi massa untuk mau mendukung konservasi orang utan itu untuk kepentingan bersama.

Sementara itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menegaskan pihaknya sangat mendukung upaya riil yang dilakukan Yayasan BOS dan pemangku kepentingan lainnya.

"Kami akan memberikan dukungan maksimal terhadap konservasi orang utan karena ini merupakan upaya kolektif dan momen yang bagus untuk kita tindak lanjuti," ujar Gubernur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya