Liputan6.com, Bangkalan - Pohon mangga itu biasa saja. Tidak tinggi, tidak pula rendah, tapi rindang. Namun, Kamis pagi, 2 Maret 2017, pohon mangga yang terletak di Dusun Tapel, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur mendadak jadi pusat perhatian warga.
Warga di dalam maupun luar desa secara bergelombang datang, setelah tersiar kabar ada mayat di bawah pohon mangga itu. Posisinya telentang mepet pematang. Ada luka menganga di rahang kanan, pundak kanan dan tangan kanannya.
Polisi mengidentifikasi mayat itu bernama Jamal (32). "Pusing rek, alamat nggak tidur iki," begitu reaksi Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Anton Widodo begitu mengetahui pria yang tewas mengenaskan itu adalah Jamal.
Sebelum ditemukan tewas, dua hari dua malam tim buser mencari-cari keberadaan pemuda asli Kecamatan Kamal itu, tapi tak berhasil ditemukan. Polisi mencari Jamal untuk dimintai keterangan seputar kematian istrinya Suliha (30).
Anton menilai keterangan Jamal penting bagi penyidik untuk mengungkap motif sekaligus pembunuh perempuan beranak satu itu. Suliha ditemukan tewas mengenaskan di ruang tamu rumahnya, pada Selasa pagi, 28 Februari 2017 lalu.
Lehernya tergorok nyaris putus. Sejak kematian istrinya, Jamal bak hilang ditelan bumi.
"Kami ingin periksa Jamal bukan karena curiga dia terlibat pembunuhan istrinya, tapi kami yakin keterangannya bisa bantu kami. Karena, dia orang terdekat korban," ujar Anton.
Advertisement
Baca Juga
Melihat kondisi TKP, ada kemungkinan Jamal tidak dihabisi di bawah pohon mangga itu. Menurut Anton, bisa jadi korban dieksekusi di tempat lain kemudian dibuang di sana. Untuk menguatkan dugaan itu, polisi mendatangkan K9 atau anjing pelacak dari Polda Jatim.
Ada dua anjing diterjunkan secara bergantian dan hasilnya sama. Setelah mengendus-ngendus TKP, anjing itu masuk ke sebuah pekarangan rumah dekat jasad Jamal ditemukan. Namun, pengendusan dua ekor K9 terhenti di kamar mandi di rumah tersebut.
Petunjuk lain yang dimiliki polisi yaitu dua pasang sandal masing-masing warna biru dan coklat, seutas tali tampar, selotong celurit dan sebilah celurit yang diduga dipakai pelaku. Celurit ditemukan di sebuah sawah, jauh dari titik penemuan mayat.
"Walaupun sulit, akan kami usut sampai tuntas," kata Anton.
Di kalangan warga, isu yang santer terdengar dua pembunuhan itu dilatari masalah asmara. Di tengah kerumunan warga menyaksikan olah TKP, seorang perempuan paruh baya menyeletuk dengan keras.
"Kalau perempuan dikira selingkuh langsung dibunuh, kalau laki-laki yang selingkuh, kita perempuan diam saja. Kalau sudah nggak sayang, kenapa nggak dicerai dan nikah lagi," kata perempuan itu.
Ihwal motif asmara di balik pembunuhan Suliha dan Jamal, Kasatreskrim Anto Widodo mengaku telah mendengar. Namun, polisi belum bisa membuktikannya.
"Kami juga masih mencari bukti apakah pembunuhan ini ada kaitan dengan peristiwa sebelumnya," ucap dia.
Setelah hampir dua jam melakukan olah TKP dengan bantuan anjing pelacak, jasad Jamal akhirnya dibawa ke kamar jenazah RSUD Syamrabu Bangkalan untuk diautopsi. Polisi ingin memastikan penyebab kematian Jamal.