Terwujud Keinginan Mbah Gotho Dampingi Putrinya di Kuburan

Mbah Gotho sudah menyiapkan peti jenazah dan batu nisan sejak bertahun-tahun lalu.

oleh Fajar Abrori diperbarui 02 Mei 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 06:30 WIB
Mbah Gotho
Mbah Gotho dimakamkan satu cungkup dengan putrinya (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Liputan6.com, Sragen - Sodimejo alias Mbah Gotho manusia tertua di dunia asal Sragen telah dimakamkan pada Senin siang, 1 Mei 2017. Tempat peristirahatan terakhirnya berdampingan dengan makam mendiang putrinya di makam Tanggung, Grasak, Plumbon, Sambungmacan, Sragen.

Pantauan Liputan6.com, liang kubur Mbah Gotho tepat berada di sebelah barat makam putrinya bernama Sukirah yan‎g meninggal pada 1992 silam ketika berusia 60 tahun. Sukirah merupakan salah satu anak Mbah Gotho hasil pernikahan dengan istri keempatnya.

Makam Mbah Gotho dan putrinya itu terletak dalam satu cungkup yang berada di ujung barat komplek pemakaman tersebut. Kini keinginan Mbah Gotho sejak puluhan tahun silam untuk bisa dikuburkan dalam satu cungkup bersama putrinya pun terwujud.

Salah satu cucu Mbah Gotho, Suryanto, mengatakan keinginan dimakamkan berdampingan dengan putranya itu disampaikan sejak tahun 1995 lalu. Saat memperingati 1000 hari kematian salah satu anaknya tersebut, ia berpesan untuk dimakamkan dalam satu cungkup (atap) dengan putrinya itu.

"Putrinya Mbah Gotho itu ibu saya. Ibu saya itu anak nomor dua dari istri keempat Mbah Gotho. Nah, saat nyewu (1000 hari) itu Mbah Gotho bilang ingin satu cungkup dengan Sutirah," kata dia di rumah duka, Senin (1/5/2017).

Tak hanya ingin dimakamkan dalam satu cungkup, Suryanto menuturkan Mbah Gotho juga sudah mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk pemakamannya sejak jauh hari sebelumnya. Perlengkapan tersebut diantaranya kayu jati dan batu nisan.

"‎Kayu jati untuk penutup peti jenazah itu belinya sekitar 18 tahun lalu. Sedangkan batu nisannya beli pada tahun 1992 silam," ucapnya.

Mbah Gotho dimakamkan satu cungkup dengan putrinya (Liputan6.com / Fajar Abrori)

Dengan meninggalnya Mbah Gotho pada Minggu sore kemarin, warga dan kerabat langsung membersihkan dan mencuci batu nisan serta kayu jati yang telah disimpannya sejak lama. Perlengkapan untuk pemakaman itu dibersihkan sebelum diangkut dengan mobil ke pemakaman pada Senin pagi‎.

"Batu nisan dan kayu yang telah disimpan lama untuk persiapan pemakaman Mbah Gotho langsung dibersihkan tadi. Akhirnya kayu dan batu nisan itu dipakai juga sesuai keinginan awal Mbah Gotho pada awalnya," kata dia.

 

 

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya