Gerakan Makassar Subuh Berjemaah Jadi Program Tambahan Sekolah

Gerakan Makassar Salat Subuh Berjamaah yang dilaksanakan setiap minggu akhir dan diikuti pegawai di SKPD-SKPD Pemkot.

oleh Eka Hakim diperbarui 06 Mei 2017, 09:00 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2017, 09:00 WIB
Ilustrasi Salat Subuh Berjamaan di Masjid
Ilustrasi Salat Subuh Berjamaan di Masjid

Liputan6.com, Makassar - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan berhasil melaksanakan program Gerakan Makassar Salat Subuh Berjemaah yang dilaksanakan setiap akhir pekan.. Kini Walikota Makassar, Moh. Romdhan Pomanto berencana memasukkan program tersebut ke dalam kegiatan siswa-siswi muslim selama Bulan Ramadan.

"Selama ini kan hanya dilaksanakan pada akhir pekan di tiap bulan. Nah saya ingin program ini tetap berlanjut dan menjadi kewajiban selama Ramadan penuh dan mengajak para siswa-siswi kita untuk turut di dalamnya," kata Danny sapaan akrab Moh. Romdhan Pomanto itu kepada Liputan6.com di kantornya, Kamis 4 Mei 2017.

Ia mengatakan, selama ini pelaksanaan Gerakan Salat Subuh Berjemaah hanya melibatkan jajaran lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Makassar saja. Kini, Danny berencana mengajak serta para siswa-siswi muslim.

"Kita ingin selama mengisi bulan suci Ramadan itu diramaikan oleh anak-anak kita, khususnya para siswa-siswi se-Kota Makassar," terangnya.

Di usia kepemimpinan yang genap empat tahun itu, wali kota berlatar belakang arsitek tersebut mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan keagamaan yang bernama Gerakan Salat Subuh Berjamaah itu.

"Ini bisa semakin disempurnakan dan dilakukan lebih masif lagi utamanya bagi kalangan anak sekolah," ujarnya.

Ia telah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Makassar untuk menjadikan program Salat Subuh Berjemaah menjadi kegiatan ekstrakurikuler di setiap sekolah di Makassar. Tujuannya agar anak-anak, khususnya usia sekolah, bisa terbiasa melakukan ibadah Salat Subuh serta memanfaatkan Bulan Ramadan dengan kegiatan positif dan bernilai ibadah.

"Karena di Bulan Ramadan biasanya banyak anak-anak tidak terkontrol. Izin pergi Salat Subuh, tapi justru memanfaatkannya jalan-jalan dan pacaran. Jika mereka diarahkan untuk sama-sama mengikuti program ini, di samping ibadahnya dilakukan, dapat siraman keagamaan, juga bisa langsung berolahraga di pagi harinya," ungkapnya.

Untuk itu, Danny berharap kepada Kadisdik Pemkot Makassar segera mengundang sekolah-sekolah mengenai rencana ini. Untuk kemudian memerintahkan sekolah-sekolah agar para siswanya diikutkan nanti dan menjadikan Gerakan Salat Subuh Berjemaah sebagai kegiatan tambahan pendidikan non formal di sekolah.

"Dan setiap pegawai dan kepala SKPD agar juga membawa serta anak-anak mereka untuk ikut bersama dalam Gerakan Salat Subuh Berjemaah. Tak terkecuali, Camat dan Lurah juga diimbau agar bisa mengajak RT/RW serta tokoh masyarakat beserta anak-anaknya di wilayahnya masing- masing," ujar Danny.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya