Liputan6.com, Bengkulu Hujan badai dan gelombang tinggi di perairan Samudra Hindia sejak sepekan terakhir, mengakibatkan salah satu kapal nelayan tradisional Kota Bengkulu hilang saat mencari ikan di laut. Tiga orang awak kapal dinyatakan hilang kontak dengan pihak keluarga sejak tanggal 17 Agustus lalu.
Mereka adalah Sunaryo (45), Iin (25) dan Aciz (22) ketiganya merupakan warga Kelurahan Kandang Mas, Kecamatan Kampung Melayu, Bengkulu. Kapal Motor Mutiara milik Hendra yang mereka gunakan tersebut lepas jangkar dari Dermaga Nelayan Pulau Baai sejak 17 Agustus dan hilang kontak pada Minggu, 20 Agustus lalu.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Zulyani Akrobah, salah seorang keluarga korban, keberadaan para nelayan itu hingga hari ini sudah tidak terdeteksi lagi. Info terakhir yang mereka terima, KM Mutiara berada di posisi 42 mil laut ke arah Pulau Enggano. Saat itu terjadi hujan badai, mereka mencoba untuk menerobos menuju Pulau Enggano yang berjarak 45 mil laut dari posisi kapal.
"Kami belum mendapat informasi lagi sejak kejadian itu," ucap Zulyani saat dihubungi, Selasa, 22 Agustus 2017.
Kepala Basarnas Bengkulu, Hendra Oktri mengatakan, saat ini tim Basarnas sudah memantau dan menyisir lokasi menggunakan Kapal penembus gelombang dengan nomor lambung KN 213.
Mereka juga menebar informasi dengan para nelayan dan kapal yang melintas di Samudra Hindia untuk menginformasikan jika menemukan barang atau benda asing yang terlihat mengapung di laut.
"Jarak hilang kontak yang dilaporkan itu merupakan informasi awal, bukan merupakan titik koordinat, kami mengharapkan info lanjutan dari semua pihak," ujar Hendra.