Gubernur Ganjar Prihatin Anak-Anak Nyanyi Lagu Bojo Galak

Gubernur Ganjar Pranowo minta pencipta lagu membuatkan lagu dangdut untuk anak-anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Agu 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2017, 14:00 WIB
Duo Serigala
Duo Serigala saat mendapat protes ketika manggung di Ternate. (Liputan6.com / Hairil Hiar)

 

Liputan6.com, Jepara - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo punya pengalaman mengejutkan terkait pemahaman anak-anak terjhadap lagu. Kejadiannya saat dia memenuhi undangan bersepeda di salah satu kampung di Kota Semarang dan meminta anak-anak yang hadir untuk menyanyikan lagu.

"Saat itu, anak-anak menyanyikan lagu Bojo Galak sehingga judul lagu itu sekarang terngiang sama saya, di-upload ke Facebook saya dan dikomentari banyak orang, lalu semua orang marah pada saya," ujarnya saat menghadiri pelantikan pengurus Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) Kabupaten Jepara di Lapangan Mrican, Desa Mulyoharjo, Kabupaten Jepara, Minggu (27/8/2017), dilansir Antara.

Terkait hal tersebut, Ganjar menyampaikan agar masyarakat jangan marah-marah mengetahui hal tersebut, karena itu fakta yang terjadi di masyarakat.

"Jangan marah, itu karya seni, itu realita, anak-anak semua bisa menyanyi Bojo Galak. Saya trenyuh sedih bercampur senang mendengarkan anak-anak nyanyi dengan nada yang baik, dan saya tidak yakin dia mengerti artinya," katanya.

Ganjar pun meminta pengurus PAMMI menciptakan lagu dangdut khusus untuk anak-anak sebagai salah satu upaya membangun moralitas bagi generasi muda.

"Saya berharap betul, titip buat para pencipta lagu buatkan lagu dangdut anak-anak, kalau perlu kita kumpulkan anak untuk menyanyi atau kita lombakan, kita festivalkan." kata Ganjar

Lagu dangdut anak-anak yang diciptakan itu diharapkan juga mengandung semangat nasionalisme, patriotisme, dan budi pekerti.

Ganjar mengaku prihatin ketika mengetahui anak-anak menyanyikan lagu berjudul "Bojo Galak" karena lagu tersebut tidak pantas dinyanyikan anak-anak.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga meminta agar erotisme penyanyi dangdut dikurangi sehingga tidak berlebihan karena bisa berdampak negatif.

"Jika saya boleh titip, dangdut Indonesia khas sekali, tidak bisa dipatahkan karena punya kekhasan dan keunikan dan masing-masing dan selalu memunculkan inovasinya. Cuma kadang-kadang erotisme dangdutnya berlebihan, mungkin nanti dari PAMMI bisa mendorong agar agak ditarik tidak terlalu berlebihan," ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya