Pembangunan Tol Palembang Inderalaya Menyerap Biaya Terbesar

Medan yang sulit membuat anggaran pembangunan tol Palembang Inderalaya lebih tinggi dibandingkan tol di di provinsi lain.

oleh Nefri Inge diperbarui 13 Okt 2017, 09:30 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2017, 09:30 WIB
Gerbang Tol Palembang Inderalaya Seksi I yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Liputan6.com / Nefri Inge)
Gerbang Tol Palembang Inderalaya Seksi I yang diresmikan Presiden RI Joko Widodo (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi membuka Jalan Tol Palembang Inderalaya yang merupakan jalur tol pertama di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Pembangunan tol yang menjadi jalur alternatif dari Palembang ke Kabupaten Ogan Ilir, ini ternyata menyerap biaya tertinggi.

Seusai meninjau gerbang Seksi I Tol Palindra, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya tak sabar untuk melihat hasil akhir dari pembangunan ini. Alasannya, proyek ini memakan biaya yang lebih besar dibandingkan pembangunan tol lainnya di beberapa provinsi.

Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyambangi lokasi proyek Tol Palembang Inderalaya hingga empat kali, untuk memastikan percepatan infrastruktur tersebut.

“Konstruksinya khusus, biayanya berbanding dengan tol lainnya hampir 1,5 kali lipat. Mengeruk (tanah) tujuh meter, sedot air rawa-rawa. Jika konstruksinya selesai, saya ingin lihat bentuk fisiknya seperti apa, pasti sangat bagus,” ucap Jokowi, seusai peresmian Tol Palembang Inderalaya, Kamis, 12 Oktober 2017.

Persoalan dalam pembangunan tol seperti pembebasan lahan, menurut Jokowi, pasti ada, bahkan juga terjadi di proyek Tol Palembang Inderalaya. Ia pun menanyakan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno untuk pembebasan lahan di Seksi II dan III Tol Palembang Inderalaya.

Pembangunan tol baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa, akan memperkuat fondasi dalam menghadapi kompetisi global. Bahkan, ia menargetkan indeks kompetisi global akan lebih baik. Sebab, mobilitas barang dan orang lebih cepat, biaya transportasi lebih murah.

"Akhirnya harga-harga barang pasti akan murah. Tapi ini memerlukan waktu, karena belum selesai semuanya," katanya.

Pembangunan jalur tol lainnya yang sedang digarap, yaitu di Sumatera Utara (Sumut), dari Kuala Namu, Medan, menuju ke Tebing Tinggi. Pihaknya juga mengharapkan proyek Tol Lampung dan Aceh akan bisa dimulai di tahun depan.

Khusus untuk Aceh, akan dibuat jalur tol dari barat-timur dan timur-barat. Hingga akhir tahun 2017, akan ada sekitar 580 kilometer jalur tol yang rampung dan bisa dilewati oleh pengendara.

Adapun pembangunan Tol Palindra yang dimulai sejak April 2015 ini menyerap biaya sekitar Rp 3,3 miliar. Rencananya, ada tiga Seksi Tol Palindra, yaitu Seksi I sepanjang 7,75 kilometer yang menghubungkan Palembang ke Pemulutan, Ogan Ilir.

Seksi II sepanjang 4,19 km dari Pemulutan ke KTM Ogan Ilir dan Seksi III sepanjang 9,8 km dari KTM ke Inderalaya Ogan Ilir.

Menurut Manajer Proyek Tol Palindra, Hasan Turcahyo, pihaknya saat ini belum bisa memutuskan berapa tarif yang akan dibebankan ke pengendara yang melewati gerbang tol tersebut.

"Nanti tarifnya akan ada lima golongan, dari kendaraan pribadi hingga truk bermuatan besar. Sekarang progres Seksi II sudah memasuki 30 persen, sedangkan Seksi III Tol Palembang Inderalaya sudah hampir 80 persen," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya