Pencuri Beraksi dalam Kepanikan Akibat Gempa Beruntun Ambon

Seorang pencuri yang memanfaatkan kepanikan warga yang terdampak gempa sempat dipukuli warga. Namun, gempa susulan menyelamatkannya.

oleh Abdul Karim diperbarui 01 Nov 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 16:30 WIB
gempa-ambon-131120d.jpg
Seorang pencuri yang memanfaatkan kepanikan warga yang terdampak gempa sempat dipukuli warga. Tapi, gempa susulan menyelamatkannya.

Liputan6.com, Ambon - Sejumlah warga yang tinggal di kawasan Waihaong mengaku barang-barang berharga mereka hilang dicuri saat terjadi gempa mengguncang Kota Ambon, Maluku, keempat kalinya pada Selasa malam, 31 Oktober 2017.

"Saat kami kembali ke kamar, barang-barang berharga teman saya hilang, beta (saya) pung (punya) laptop lae (juga) hilang," kata Ain.

Ain, mahasiswa salah satu perguruan tinggi ternama itu, tinggal sekamar bersama saudara perempuannya. Dia enggan melaporkan peristiwa pencurian yang dialaminya ke polisi karena menganggap percuma.

Menurut dia, barang yang telah dicuri sulit didapatkan kembali walau telah dilaporkan ke polisi. Untuk itu, Ain lebih memilih jalur perdukunan untuk mengetahui posisi barang miliknya dan temannya.

"Katanya ada orang pintar yang bisa kembalikan barang itu," katanya.

Tidak semua pencuri bisa lolos dalam aksinya. Buktinya, tadi malam di kawasan Silale ada pria yang dipukuli warga karena kedapatan membawa kabur barang orang lain. Pria berbadan kurus itu memanfaatkan kepanikan warga.

"Tadi malam katong (kita) tangkap laki-laki satu, dia dapat pukul juga, tapi habis itu gempa lagi dan guncangan cukup kuat, orang samua panik (semua orang panik). Jadi, laki-laki itu kabur ulang (kabur lagi)," ujar Samsudi.

Ia mengatakan, untuk meminimalisasi aksi-aksi pencurian, para perempuan sudah diungsikan ke lokasi-lokasi yang aman. Sementara, para pria tidur di depan rumah mereka sambil bergeliran berpatroli hingga pagi tadi.

Takut Tsunami

Gempa bumi beruntun yang melanda Pulau Ambon membuat panik warga kota. Banyak yang berhamburan ke luar rumah. Sebagian bahkan nekat bermalam di udara terbuka yang hanya beratapkan langit.

Dengan beralaskan tikar seadanya, para ibu menemani anak-anak mereka tidur di lapangan bola. Ada pula yang terlelap di jalan-jalan setapak samping rumah mereka.

Melihat kondisi masyarakat Kota Ambon yang begitu panik, polisi mencoba mendekati warga dan memberikan pemahaman agar masyarakat kembali ke rumah masing-masing. Namun, ajakan polisi itu ditolak mentah-mentah oleh warga.

Pasalnya, sebagian warga berpikir gempa beruntun itu sebagai pertanda akan terjadinya tsunami. Anggapan itu muncul di benak warga berdasarkan pengalaman mereka menonton peristiwa tsunami di Aceh.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya