3 Pesan dari UGM Soal Registrasi Kartu SIM Prabayar

Pengguna ponsel harus memperhatikan tiga hal ini saat registrasi kartu SIM prabayar.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Nov 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 21:00 WIB
CFDS UGM
Sosialisasi kartu SIM prabayar di UGM (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Center For Digital Society (CFDS) UGM, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) menyosialisasikan kebijakan registrasi kartu SIM Prabayar kepada ratusan mahasiswa di Fisipol UGM, Kamis (2/11/2017). Ada tiga pesan penting yang perlu diperhatikan saat melakukan registrasi ulang kartu.

"Saat pengisian data harus dilakukan sendiri dan jangan memberikan KTP kepada pelayan di counter ponsel atau pulsa untuk diisikan apabila membeli nomor baru," ujar Sutrisman, perwakilan ATSI. Tujuannya, supaya keamanan tetap terjaga dan identitas tidak disalahgunakan.

Ia menjelaskan prosedur registrasi ulang menggunakan NIK dan nomor KK. Data itu dikirim ke server Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil. Setelah terverifikasi, data dikirim kembali ke operator dan menginformasikan kepada pengguna via SMS.

Ia menyebutkan, hal kedua yang harus diperhatikan adalah apabila pengguna berganti KK, maka tidak perlu registrasi kartu SIM prabayar yang sudah terdaftar dengan KK lama. Kecuali, pengguna membeli kartu SIM prabayar baru.

"Baru didaftarkan dengan KK baru," ucapnya.Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, Taufik Hasan, menyampaikan pengguna ponsel juga harus memperhatikan keamanan sendiri. Artinya, password menjadi penting supaya data pribadi tidak mudah diketahui oleh orang lain.

"Regulasi registrasi kartu SIM prabayar untuk meningkatkan keamanan bagi pengguna ponsel supaya tidak mudah menjadi korban penipuan," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya