Liputan6.com, Yogyakarta Untuk pertama kalinya, Muhammadiyah merayakan milad atau hari jadi di Keraton Yogyakarta, Jumat (17/11/2017) malam. Pada puncak peringatan 105 tahun Muhammadiyah itu, anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan mengenakan pakaian adat Jawa dan perwakilan wilayah Muhammadiyah memakai baju adat daerah masing-masing.
"Milad Muhammadiyah dilaksanakan di Keraton untuk merekatkan nilai budaya dan kelahiran Muhammadiyah di Yogyakarta," ujar Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis (16/11/2017).
Merayakan milad Muhammadiyah di Keraton Yogyakarta yang merupakan simbol pusat kebudayaan menampik stigma Muhammadiyah sebagai Islam puritan. Organisasi ini tidak pernah berpaling dari kebudayaan.
Advertisement
Baca Juga
"Muhammadiyah menjauhi kebudayaan itu salah besar," ucap Haedar.
Ia mencontohkan pada awal kemerdekaaan terjadi silang pendapat soal Piagam Jakarta. Salah satu tokoh Muhammadiyah kala itu bernegosiasi dan menghasilkan Pancasila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Momentum seperti itu menunjukkan Muhammadiyah ikut merawat kebersamaan dan tidak mengutamakan kepentingan golongan.
Tidak hanya itu, sejak awal keberadaan Muhammadiyah sudah didukung Keraton Yogyakarta. Salah satunya, KH Ahmad Dahlan dikirim ke Timur Tengah.
Milad Muhammadiyah mengusung tema 105 Tahun Muhammadiyah Merekat Kebersamaan. Alasannya, tema ini mampu mengingatkan keberagaman dan perbedaan menjadi pondasi untuk menjaga keutuhan Indonesia.
"Kami ingin menggelorakan semangat kebersamaan untuk kemajuan Indonesia," kata Haedar.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
ÂPemberian Muhammadiyah Award
Sekertaris PP Muhammadiyah, Agung Danarto, mengatakan pada puncak acara juga digelar Muhammadiyah Award. Ada tiga tokoh yang mendapatkan penghargaan, yaitu Sri Sultan HB X, Prof Mitsuo Nakamura, dan H. Roemani.
Roemani mendapat penghargaan karena berjasa membantu pendirian dan perkembangan rumah sakit Muhammadiyah. Mitsuo yang berasal dari Jepang memperoleh penghargaan karena meneliti perkembangan Islam, khususnya Muhammadiyah.
“Muhammadiyah Award baru pertama kali kami berikan untuk orang-orang di luar organisasi namun jasanya besar pada organisasi," tutur Agung.
Advertisement