Liputan6.com, Kendari - Korban penjambretan, Afrina (19), baru pulang dari kampusnya di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Ia berjalan kaki melintasi SD 13 Poasia, Kambu, Kendari, sekitar pukul 12.00 Wita.
Afrina punya firasat tak enak. Ia merasa diawasi. Maklum, jalanan yang dilaluinya sepi. Kanan kiri ditumbuhi pohon dengan semak rumput yang lebat.
Advertisement
Baca Juga
Benar saja, pria tak dikenal tiba-tiba muncul dari balik semak rerumputan. Pria itu langsung merebut telepon seluler atau ponsel milik Afrina. Selanjutnya, penjambret itu melarikan diri.
"Dia langsung muncul, saya hanya bisa teriak karena kaget dia muncul tiba-tiba begitu," ujar Efrina, Minggu, 7 Januari 2018.
Sesaat Afrina hanya bisa kaget, sebelum akhirnya ia berteriak minta tolong. Afrin mengaku tak bisa berbuat banyak saat tiba-tiba penjambret itu merampas ponselnya.
"Kejadiannya sangat cepat," ia menambahkan.
Teriakannya Bikin Penjambret Panik
Teriakan Afrina tak sia-sia. Penjambret itu panik dan lari sekuat tenaga. Namun, ke arah yang tak seharusnya. Penjambret itu malah masuk ke wilayah kos-kosan mahasiswa.
Mendadak sontak, belasan pemuda yang mendengar teriakan Afrina dengan mudah menangkap penjambret tersebut. Belakangan diketahui, penjambret itu bernama Agus Melat.
Di hadapan polisi, Agus berbicara dengan terbata-bata. Ia tampak gugup karena sempat menjadi sasaran amuk massa yang kebanyakan mahasiswa.
"Saya salah lari, kemudian diadang banyak orang, saya sempat dipukul dan ditanya-tanya sekitar belasan orang," ujar Agus Melat, di depan polisi.
Salah seorang saksi mata, Sulpian mengatakan, pelaku awalnya berusaha lari. Setelah mendengar korban berteriak, sejumlah pemuda langsung bantu mengejar.
"Nah, pelaku langsung diburu ramai-ramai, mungkin kecapain karena dikepung, dia akhirnya didapat warga," ujar Sulpian.
Di depan penyidik, pelaku mengaku terpaksa mencuri karena kekurangan uang untuk makan. Meskipun demikian, polisi tak begitu saja percaya karena seringnya terjadi penjambretan di wilayah itu.
Advertisement
Polisi Imbau Jangan Jalan Sendirian
Sejumlah lokasi di wilayah Kota Kendari, rawan penjambretan. Saking seringnya terjadi penjambretan, unit khusus anti-bandit dibentuk di Polres Kendari.
Unit anti-bandit ini, dibentuk sejak 2017 lalu untuk mengejar sejumlah pelaku jambret dan begal yang meresahkan warga sekitar.
Tahun 2017 lalu, ada belasan kasus jambret terjadi di seputar Kampus UHO Kendari. Beberapa kasus yang dilaporkan di polisi, korbannya kebanyakan perempuan dan pejalan kaki.
"Kita imbau, bagi kaum wanita jangan jalan sendirian," ujar Kapolsek Poasia, Kompol Arfah.
Arfah mengatakan, sejauh ini pelaku kejahatan jenis jambret di wilayahnya kerap tertarik melihat gaya berpakaian perempuan.
"Biasa juga karena perempuan sering jalan sendirian sambil memperlihatkan perhiasan dan HP, jadi pelaku kerap memanfaatkan kesempatan ini," ujar Arfah.
Saksikan video pilihan berikut ini: