Liputan6.com, Pekanbaru - Harga Pertalite yang dinilai mahal membuat premium masih menjadi favorit warga Riau. Namun, ketersediaan premium yang terbatas membuat pengendara sepeda motor dan mobil berebut. Antrean pun mengular di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU, khususnya di Kota Pekanbaru.
Pantauan di salah satu SPBU Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru, pengendara roda dua harus mengular mengantre. Butuh waktu yang cukup lama, sehingga kendaraan terisi dengan BBM berharga Rp 6.450 per liter itu.
"Sulitnya nyarinya, sudah ada beberapa SPBU yang saya datangi, Premiumnya kosong yang ada hanya Pertalite. Ini ada Premium, tapi harus ikut mengantre dengan mobil yang seharusnya menggunakan Pertalite," kata seorang warga yang ikut mengantre membeli Premium, Senin, 5 Februari 2018.
Advertisement
Di beberapa pom bensin yang didatangi, memang tidak lagi menyediakan Premium. Pengelola hanya menjual Pertalite dan Pertamax Turbo untuk pengendara roda dua. Warga pun terpaksa mengisi Pertalite yang harganya Rp 8.000.
Baca Juga
"Berita yang beredar, harga Pertalite paling mahal se-Indonesia. Karena Premium kosong dan terkadang tak dijual, makanya harus mengisi Pertalite supaya sepeda motor bisa jalan," ujar Masnir yang mengaku sudah berkeliling ke sejumlah SPBU untuk mencari Premium.
Meskipun sulit dicari, Pertamina menyatakan tidak ada pengurangan stok untuk Premium, bahkan menolak menyebutnya langka. Pertamina menyebut premium lebih cepat habis karena harganya lebih murah dari Pertalite, sehingga terkesan sulit dicari.
"Yang murah (Premium) biasanya lebih cepat habis duluan, karena Pertalite harganya lebih mahal," kata Penjabat Sales Executive Ritel Wilayah 10, Angga Yudi Winata, Senin petang.
Angga menjelaskan, porsi distribusi Premium untuk Kota Pekanbaru lebih besar dari wilayah lainnya di Pulau Sumatera. Tiap bulannya, Pertamina menyediakan sekitar 12 juta liter Premium untuk didistribusikan ke setiap SPBU yang ada.
Jumlah itu, disebut Angga, sekitar 43 persen distribusi BBM untuk Kota Pekanbaru. Sebanyak 45 persen diperuntukkan bagi distribusi Pertalite dan sisanya diambil Pertamax Turbo.
"Melihat angka ini sebenarnya sudah fifty-fifty distribusinya, jadi tidak ada kelangkaan. Kalau premium cepat habis, memang iya," ujar Angga.
Tak Bisa Tegur SPBU
Terkait sejumlah SPBU yang sudah tak menjual Premium lagi, Pertamina menyebut tidak bisa memberi sanksi. Menurutnya, keputusan menjual jenis BBM merupakan hak dari pengelola karena melihat sarana dan prasarana yang dimiliki.
"Terkadang sarananya kecil, seperti tangki, kan tidak mungkin dicampur. Lagian, masih banyak SPBU yang menjual Premium, hanya beberapa saja yang tidak ada," sebut Angga.
Terlebih lagi, sambung Angga, Premium tidak termasuk lagi BBM bersubsidi. Meski demikian, peruntukannya lebih diutamakan untuk kendaraan roda dua, bukan kendaraan roda empat.
Oleh karenanya, Pertamina meminta pengendara roda empat supaya tak berebut dengan kendaraan roda dua untuk membeli Premium. Pertamina menyebut sudah ada BBM jenis lainnya yang diperuntukkan untuk kendaraan roda empat.
"Ingat, Premium itu lebih diutamakan untuk kendaraan roda dua," ujar Angga.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement