Mengenal Beras Garut Kaya Manfaat yang Bukan dari Garut

Beras Garut diyakini cocok bagi pengidap diabetes mellitus dan bisa dikembangkan untuk mengatasi kekurangan vitamin A pada anak-anak.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jun 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2018, 06:30 WIB
Beras
Ilustrasi beras (iStockphoto)

Liputan6.com, Malang - Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Damat menciptakan beras analog berbahan baku utama umbi garut yang diberi label Beras Garut Kaya Antioksidan (Rasgadan) dan Beras Garut Kaya Bethasianidin (Rasganin). Selama ini, umbi garut jarang dilirik masyarakat.

"Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan sejak lama, umbi garut memiliki banyak manfaat, terutama bagi penderita maag dan diabetes," kata Damat di Malang, Jawa Timur, Selasa, 5 Juni 2018, dilansir Antara.

Ia mengaku beras yang selama ini menjadi sumber pangan pokok bagi warga Indonesia, ternyata belum cukup aman keberadaannya. Pada 2017, Indonesia masih menduduki posisi kedua dengan jumlah konsumsi beras 140 kilogram per kapita, artinya Indonesia masih rawan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Penelitian beras analog itu berangkat dari kondisi ketahanan pangan nasional saat ini. Ia melihat peluang umbi garut untuk membantu ketahanan pangan nasional, yakni dengan membuatnya menjadi beras analog.

Damat menjelaskan Rasgadan dan Rasganin merupakan dua produk beras analog yang kaya akan manfaat utamanya bagi penderita diabetes mellitus. Rasgadan adalah beras yang dibuat dari campuran pati umbi garut dan buah naga yang kaya akan antioksidan.

"Pemilihan buah naga sebagai bahan campuran ini karena saya mencari bahan yang gampang didapat tapi belum maksimal pemanfaatnya," ucapnya.

Sementara, beras kedua adalah Rasganin yang merupakan campuran pati umbi Garut dengan ekstrak wortel yang merupakan sumber vitamin A. Produk beras ini dibuat untuk membantu menurunkan jumlah anak-anak yang kekurangan vitamin A yang saat ini mencapai 60 persen.

"Kalau beras yang warna kekuningan ini, campurannya ekstrak wortel. Tujuannya untuk mengurangi jumlah anak-anak yang mengalami KVA," kata dosen Ilmu Teknologi Pangan (ITP) tersebut.

Tidak berhenti berinovasi dalam bentuk beras, dosen Jurusan Ilmu Teknologi Pangan ini juga telah mengembangkan produk tepung pati umbi garut ini sebagai campuran pembuatan Roti Fungsional dengan nama dagang UMM Bakery.

"Kami berupaya untuk memanfaatkan potensi umbi-umbian yang jarang dilirik warga ini menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk membantu ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya