Pantau Gunung Tangkuban Parahu, PVMBG Pasang GPS Tambahan

Kepala PVMBG, Kasbani menyatakan penambahan GPS dimaksudkan agar mendapatkan data-data yang lebih besar terkait perkembangan aktivitas vulkanik.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 10 Agu 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2019, 09:00 WIB
Gunung Tangkuban Parahu
Area Kawah Ratu di kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu menunjukkan aktivitas vulkanologi normal pada Minggu (28/7/2019). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) memasang alat global positioning system atau GPS di Gunung Tangkuban Parahu, setelah meningkatnya status dari Normal menjadi Waspada pada 2 Agustus 2019 lalu.

Kepala PVMBG, Kasbani menyatakan penambahan GPS dimaksudkan agar mendapatkan data-data yang lebih besar terkait perkembangan aktivitas vulkanik yang terletak di Pos PGA Gunung Tangkuban Parahu.

"Kami memantau lebih ketat lagi, menurunkan tim vulkanologi. Selain peralatan yang sudah dipasang seperti seismik yang berjumlah empat unit, kita tambahkan lagi beberapa GPS yang secara temporer dipasang di pos pengamatan," kata Kasbani di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Jumat (9/8/2019).

Kasbani menjelaskan, GPS temporer saat ini dipasang di tiga lokasi. Sedangkan pemantauan kegempaan tetap menggunakan empat stasiun seismik. Pemantauan gas vulkanik secara temporer menggunakan alat Drager, DOAS, dan Multigas.

Selain itu, pihaknya juga menganalisis berbagai gas yang dihasilkan dari aktivitas vulkanik gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Subang dan Bandung Barat tersebut.

"Sampai saat ini masih tinggi aktivitas vulkaniknya, masih ada embusan asap karena erupsinya masih menerus. Dari sisi kegempaan masih tremor menerus dengan embusan kolom abu 80-100 meter dari dasar kawah. Asapnya bisa sampai 200 meter kadang bisa terlihat dari luar seperti di Tanjakan Emen," kata Kasbani.

Dia menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu bersifat fluktuatif sejak erupsi pada 26 Juli lalu. Meski demikian, masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan dari BPBD setempat jika terjadi erupsi yang lebih besar.

"Masyarakat tolong tenang, jangan masuk ke dalam radius 1,5 kilometer dari kawah. Tetapi di luar itu semuanya masih aman jadi silakan mau berekreasi di sekitar Ciater, Cikole, Lembang, dan lainnya itu aman," ujar Kasbani.

Simak video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya