Potensi Angin Kencang di 3 Pulau Ini, Apa Penyebabnya?

Keberadaan angin kencang terebut disertai dengan udara yang kering sehingga selama beberapa hari ke depan hujan masih enggan berkunjung di Jawa dan sekitarnya.

oleh Arie Nugraha diperbarui 22 Okt 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2019, 19:00 WIB
Ilustrasi badai
Ilustrasi badai (NOAA via AP)

Liputan6.com, Bandung - Pusat Sains Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA LAPAN) menyatakan, dua siklon tropis di Samudra Pasifik dekat Jepang memicu angin timuran bertiup sangat kencang. Akibat angin kencang berkecepatan lebih dari 10 meter per detik berdampak secara homogen dan merata di seluruh Jawa, Sumatra bagian selatan, dan Kalimantan bagian selatan.

Menurut peneliti sains atmosfer PSTA LAPAN Erma Yulihastin, keberadaan angin kencang terebut disertai dengan udara yang kering sehingga selama beberapa hari ke depan hujan masih enggan berkunjung di Jawa dan sekitarnya.

"Selain itu, ada pertemuan massa air antara yang lembap dan kering di Kalimantan bagian barat dan selatan sekitar Sumatra bagian tengah sehingga menimbulkan banyak hujan di wilayah tersebut," kata Erma saat dihubungi via telepon, Bandung, Selasa, 22 Oktober 2019.

Khusus untuk Kalimantan, tambah Erma, pertemuan massa uap air juga diperkuat dengan pembentukan wilayah konvergensi yaitu tekanan rendah di pantai barat Kalimantan sehingga hujan deras selama beberapa hari akan mengguyur Kalimantan. 

Erma menjelasan untuk Siklon Tropis Bualoi, kondisinya sekarang masih tahap inisiasi atau pembentukan. Sedangkan, untuk Taifun Neoguri masih kategori tropical storm.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor menyatakan berdasarkan pola sebaran angin 3.000 feet per tanggal Minggu (20/10/2019), pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat masih didominasi oleh angin dari arah Timur hingga Tenggara yang berasal dari pusat tekanan tinggi (1.020 mb) di sekitar Samudera Hindia sebelah barat Australia menuju ke tekanan rendah (1.005 mb) di Samudera Hindia sebelah timur Afrika. 

"Terdapat Typhoon Negouri (980 mb) di Samudera Pasifik sebelah Timur laut Filipina dan tropical siklon (TS) Bualoi di Samudera Pasifik sebelah Timur Filipina. Perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara wilayah BBS dan BBU tersebut menyebabkan terbentuknya lintasan arus kecepatan angin yang kencang dalam jalur sempit di atmosfer (Jetstream)," ujar forcaster on duty Stasiun Klimatologi Bogor Leni Jantika Haswan dalam keterangan resminya.

Leni menyebutkan berdasarkan pola sebaran angin lapisan 925–700 mb, terpantau lintasan Jetstream yang memanjang dari Laut Arafura sebelah selatan Papua hingga Laut Jawa. Kondisi ini menyebabkan peningkatan rata-rata kecepatan angin maksimum harian di antaranya di sebagian besar Jawa Barat.

Kesimpulannya, ucap Leni, pada bulan Oktober 2019 beberapa wilayah Jawa Barat memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan sehingga berpotensi terjadinya cuaca ekstrem di antaranya angin kencang.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya