Ini 5 Kelenteng Bersejarah di Indonesia

Kelenteng adalah tempat sembahyang agama Khong Hu Chu, peninggalan dari nenek moyang masih ada hingga saat ini. Kelenteng bersejarah ada di berbagai daerah di Indonesia, apa saja?

oleh Liputan Enam diperbarui 24 Jan 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2020, 02:00 WIB
Ilustrasi Kelenteng Kwan Sing Bio
Kelenteng Kwan Sing Bio berlokasi di Jalan Martadinata 1, Karangsari, Tuban Kota, Jawa Timur. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Imlek sudah sebentar lagi. Layaknya tahun baru pada umumnya, warga Tionghoa pun akan merayakannya dengan suka cita. Perayaan ini sebagai bentuk penyampaian rasa syukur kepada Tuhan. Kelenteng menjadi tujuan utama bagi orang Tionghoa sebagai sarana beribadah atau bersembahyang dengan memanjatkan doa kepada Tian (Tuhan YME).

Selain sebagai tempat beribadah, kelenteng atau vihara kini bertambah fungsi sebagai tempat yang bisa dikunjungi. Salah satunya kelenteng yang pada tahun 1999 diresmikan, yaitu kelenteng Sanggar Agung, Surabaya.

Mengenai kelenteng bersejarah di Indonesia sudah tidak diragukan lagi, sebab leluhur atau nenek moyang meninggalkan kelenteng ini kental dengan budaya yang masih melekat hingga saat ini.

Berikut sejumlah kelenteng bersejarah di Indonesia yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, (23/1/2020).

Kelenteng Sanggar Agung Surabaya

Kelenteng yang diresmikan pada tahun 1999 memiliki sebutan lain yaitu Kelenteng Hong San Tang. Panorama Pantai Ria Kenjeren dan hutan bakau menjadi salah satu bagian yang unik dari kelenteng ini. Berlokasi di Jalan Sukolilo No. 100, Surabaya Timur, dipersembahkan untuk Bodhisatwa Kwan Im Laut Selatan. Saat memasuki kelenteng ini, patung Sang Dewi Kwan Im langsung menyambut ramah pengunjung.

Kelenteng Boen San Bio Tangerang

Kelenteng yang dibangun oleh Lim Tau Koen difungsikan sebagai tempat untuk patung Dewa Bumi. Berdiri di atas lahan seluas 4.650 meter persegi, kelenteng ini memiliki tempat yang menarik karena terdapat petilasan seorang tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat, Raden Surya Kencana dan sang istri.

Maka dari itu, tidak hanya agama Konghucu yang bersembahyang. Umat Islam pun kerap kali datang ke kelenteng Boen San Bio untuk berziarah ke makam Raden Surya Kencana.

Kelenteng Tay Kak Sie Semarang

Jalan Gang Lombok memiliki kawasan pecinan terbesar yang ada di Jawa Tengah. Terdapat kelenteng yang mulanya digunakan untuk memuja Dewi Welas Asih Koan Sie Im Po Sat berubah menjadi tempat pemujaan berbagai Dewa-Dewi.

Kelenteng yang berdiri sejak tahun 1746 ini dijelaskan sejarah penamaan kelenteng yang artinya Kuil Kesadaran Agung oleh Kaisar Dao Guang (1821-1850) dari Dinasti Qing. Dari Kelenteng Tay Kak Sie, Anda bisa melihat replika perahu Laksamana Zheng He.

Kelenteng Kim Tek Le Jakarta

Kelenteng tertua di Jakarta dibangun pada tahun 1650 didirikan oleh Letnan Kwee Hoen mulanya dinamakan Koan Im Teng, rusak pada peristiwa tragedi pembantaian Angke. Kelenteng itu diperbaiki kembali oleh Kapten Oie Tjhie kemudian nama diganti menjadi Kim Tek Le yang artinya kebajikan emas.

Kelenteng Ban Hing Kiong Manado

Kelenteng Ban Hing Kiong memiliki makna sebagai suatu tempat ibadah istana Tuhan dan memiliki berkah yang melimpah. Diresmikan pada tahun 1819, sempat terjadi pemugaran pada beberapa tahun. Simbol-simbol suci yang menyambut pengunjung saat memasuki kelenteng ini salah satunya, Hong Tiau U Sun Kok Thay Ping An yang artinya hujan dan angin selaras, rakyat dan negara damai.

Kelenteng ini sebagai bukti tingkat persatuan masyarakat Sulawesi Utara yang sangat tinggi.

(Nadiyah Fitriyah/PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya