Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Pengurus Pusat Indonesian Chef Association (ICA) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakernas) 2020 di Kota Yogyakarta, pada 7–9 Februari 2020. Acara dihadiri 210 chef dari 21 perwakilan provinsi dan daerah dan beberapa utusan perwakilan ICA di negara lain.
"Dalam Rakernas ini pembahasan yang utamanya adalah pembahasan tentang aturan-aturan dasar organisasi, yang perlu disosialisasikan, dipahami dan dilaksanakan oleh segenap anggota ICA ke depan," kata Ketua Panitia Rakernas ICA 2020, Chef I Made Witara, Sabtu (8/2/2020).
Baca Juga
ICA juga menaruh perhatian yang begitu besar juga untuk mengembalikan atau membumikan potensi kuliner lokal bangsa Indonesia, menjadi tuan rumah di negeri sendiri, dan terus mendorong pemerintah untuk mengesahkan hari Chef Nasional pada 25 Januari.
Advertisement
"Satu hal yang terpenting dari Rakernas ICA 2020 ini adalah adanya deklarasi usulan dari ICA, untuk mendesakkan tanggal 25 Januari sebagai Hari Chef Nasional kepada Pemerintah," lanjut I Made Witara.
Rakernas ICA merupakan forum strategis tahunan bagi para koki profesional untuk menetapkan peran profesi chef dalam rangka Pelestarian Pengembangan Kuliner sebagai daya tarik wisata melalui program kerja yang dibuat melalui sidang-sidang Pleno Rakernas ICA.
Mengusung tema besar Kuliner Nusantara Jati Diri Bangsa, Rakernas tahun ini fokus terhadap eksistensi kuliner Nusantara di tengah gempuran kuliner yang berasal dari negara lain, yang sudah masuk dan bisa dinikmati masyarakat Indonesia.
"Salah satu dari pasar bebas sekarang ini adalah produk-produk makanan asing masuk ke Indonesia tanpa hambatan sama sekali. Fenomena ini bisa menjadi ancaman tersendiri bagi keberadaan industri kuliner lokal Indonesia," katanya.
Bagi Witara, sangat penting untuk mengembalikan dan mendudukkan potensi kuliner lokal bangsa Indonesia, menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Potensi lokal perlu dikembangkan menjadi basis bagi pengembangan industri kuliner Indonesia.
Keanekaragaman kuliner asli Nusantara, sebagai Jati diri bangsa, senyatanya, perlu dilestarikan dan ditingkatkan menjadi daya tarik wisata Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Indonesian Chef Association (ICA) yang baru saja merayakan HUT ke-13 ini merupakan asosiasi profesi nasional yang bergelut di bidang kuliner yang beranggotakan chef–chef profesional dari seluruh Indonesia, yang sangat berpotensi untuk mengembangkan dan melestarikan keanekaragaman budaya kuliner tradisional Indonesia.
Secara organisasi, ICA yang kini telah memiliki 4.000 anggota di seluruh Indonesia dan perwakilan di beberapa negara ini, konsisten untuk mendukung keberadaan kuliner Nusantara sebagai jati diri bangsa.
Dalam Rakernas kali ini, turut digelar beragam kegiatan yang menarik lainnya, seperti Cooking Demo Chef Artis (Chef Yongki, Chef Chandra dan Chef Mutto), Cooking Demo dan Workshop “Warisan Luhur Kue Klasik Indonesia dan Potensi Bisnis 2020” dengan sponsor dari Rose Brand.
Workshop tersebut, menghadirkan narasumber Pror Dr Murdijati Gardjito, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, serta Sisca Soewitomo, seorang praktisi kuliner yang sudah sangat mumpuni di bidangnya.