Diserang Kelompok Tak Dikenal, Pelajar di Gunungkidul Derita 28 Jahitan

Penyerangan terjadi pada Sabtu (22/08/2020) dini hari

oleh Hendro diperbarui 25 Agu 2020, 02:30 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2020, 02:30 WIB
Pelajar di Gunungkidul, Yogyakarta, diserang kelompok tak dikenal dan terluka 38 jahitan. (Foto: Liputan6.com/Hendro Ari Wibowo)
Pelajar di Gunungkidul, Yogyakarta, diserang kelompok tak dikenal dan terluka 38 jahitan. (Foto: Liputan6.com/Hendro Ari Wibowo)

Liputan6.com, Gunungkidul - Muharom Puji Nugroho (16) hanya terduduk di kursi ruang tamu rumahnya, yang berada di Pedukuhan Nogosari, Kalurahan Bandung, Playen. Perban menutupi nyaris sebagian besar sisi kiri perutnya.

Nugroho, pelajar kelas 11 SMK 2 Muhammadiyah Wonosari ini menjadi korban serangan senjata tajam (sajam) oleh sekelompok orang tak dikenal. Tak hanya itu, ponselnya pun ikut dirampas pelaku.

"Itu ponsel bekas, baru dibelikan orang tua saya belum ada sebulan," tuturnya saat ditemui pada Minggu (23/08/2020) kemarin.

Remaja ini menceritakan, penyerangan terjadi pada Sabtu (22/08/2020) dini hari. Saat itu, ia bermaksud mengantarkan dua temannya pulang ke rumah dengan sepeda motor.

Sekitar pukul 03.00 WIB, ketiganya sempat mampir ke sebuah minimarket, lantaran ingin memanfaatkan sinyal WiFi yang ada di situ. Tak berapa lama, muncul dua motor yang dinaiki masing-masing oleh dua orang.

"Mereka sempat bertanya jalan ke arah Yogya mana, saya kasih arahannya. Salah satu dari mereka tiba-tiba bilang mau pinjam ponsel saya untuk tethering," jelas Nugroho.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Perampasan Ponsel

Ilustrasi Jambret
Ilustrasi Jambret

Merasa curiga, Nugroho pun ragu-ragu menyerahkan ponselnya tersebut. Beberapa saat kemudian, salah satu pelaku kemudian langsung mengeluarkan cutter besar dan menyabetkannya ke perut Nugroho. Ia sempat berusaha menangkis, namun sabetan sudah terlanjur mengenai bagian perutnya.

"Ponsel saya dirampas, lalu mereka langsung kabur begitu saja. Saya tidak bisa lihat wajahnya seperti apa karena memakai masker dan helm," katanya.

Setelah mencari pertolongan warga, ia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Ayah Nugroho, Sukardi (63) pun kemudian dihubungi pihak rumah sakit.

Sukardi mengatakan saat itu dirinya sedang tidur dan mendapat kabar, ia langsung ke rumah sakit untuk melihat keadaan putranya tersebut. Luka sabetan di perut Nugroho tersebut ada 38 jahitan sepanjang 30 cm.

"Ini ada 38 jahitan dan masih harus rawat jalan. Malam itu juga saya langsung buat laporan ke kepolisian," jelas Sukardi.

Ayah korban, yang berprofesi sebagai petani, diberitahu polisi bahwa salah satu pelaku sudah tertangkap, begitu pula dengan ponsel yang dirampas. Pengungkapan itu terbantu dengan rekaman CCTV di minimarket tersebut.

 

Pelaku Ditangkap, Teman Korban?

Ilustrasi - Borgol. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi - Borgol. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Terpisah, Kapolsek Playen AKP Hajar Wahyudi membenarkan adanya laporan tersebut. Namun perkaranya diambil alih oleh Sat Reskrim Polres Gunungkidul. Ia juga membenarkan ada pelaku yang ditangkap.

"Sepengetahuan saya ada teman pelaku yang diamankan, ke Polres saja untuk lebih jelas," kata Hajar lewat pesan singkat.

Pertanyaan serupa pun ditanyakan ke Kasat Reskrim Polres Gunungkidul AKP Riyan Permana. Namun hingga saat ini belum Riyan belum merespons.

Sukardi mengungkapkan, putranya itu sempat menangis lantaran ponselnya dirampas. Apalagi barang itu belum lama dibeli, dan digunakan untuk proses belajar daring. Namun Sukardi memilih tidak memikirkan hal tersebut.

"Saya lebih memikirkan kondisi anak saya, yang penting dia selamat dulu," ujar Sukardi.

Nugroho pun belum membeli ponsel baru lagi, padahal proses belajar daring masih terus berlangsung. Ia mengaku sudah melapor ke pihak sekolah terkait kejadian yang baru dialaminya itu.

"Sementara ini saya pinjam ponsel teman dulu untuk belajar," kata Nugroho.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya