Ingin Kembali Menikmati Pagi dari Atas Gunung Kerinci, Ini Syarat Pendakiannya

Pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci, gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia itu, diiringi dengan mekanisme pengetatan protokol kesehatan Covid-19.

oleh Gresi Plasmanto diperbarui 01 Okt 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 06:00 WIB
Pendaki Gunung Kerinci
Shelter III di jalur pendakian Gunung Kerinci. Foto diambil tahun 2019 (Liputan6.com/ Gresi Plasmanto)

Liputan6.com, Jambi - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS) telah membuka kembali jalur pendakian di Gunung Kerinci, setelah sebelumnya sempat ditutup sejak Maret 2020 karena imbas Covid-19. Pembukaan jalur pendakian gunung berapi aktif tertinggi di Indonesia itu diiringi dengan mekanisme pengetatan protokol kesehatan Covid-19.

"Iya benar sudah dibuka sesuai dengan surat edaran dari Kepala Balai TNKS," ujar Pejabat Humas BB-TNKS, Nurhamidi ketika dihubungi Liputan6.com dari Jambi, Rabu (30/9/2020).

Dalam lampiran surat keputusan yang dikeluarkan BB-TNKS menyebutkan, khusus untuk pendakian Gunung Kerinci melalui POS R10 Kersik Tuo Kerinci dan Camping Ground Bangun Rejo Solok Selatan untuk tahap awal pendakian hanya dibolehkan untuk satu hari atau one day trip.

"Dan juga jumlah pendaki akan dibatasi, syarat ketentuannya sudah ada," kata Nurhamidi.

Adapun ketentuan tersebut di antaranya kata dia, bagi pengunjung Warga Negara Asing (WNA) atau pengunjung dari luar provinsi harus menunjukkan surat keterangan bebas (negative) Covid-19 yang sah dan masih berlaku.

Kemudian pengunjung diminta membuat atau mengisi surat peryataan tanggung jawab (bermaterai 6.000) atas keselamatan, keamanan, dan kesehatan pribadi pengunjung. Sedangkan, pengunjung lokal harus menyertakan surat keterangan sehat.

"Protap pengelolaan kunungan wisata pada masa adaptasi kenormalan baru sudah ada, baik itu untuk pengelola, petugas di objek wisata, dan pengunjung wajib memenuhi protokol kesehatan," kata Nurhamidi.

Sementara itu, Kepala Resort 10 Pos Penjagaan Gunung Kerinci, Evarizal mengaku timnya sedang mempersiapkan protokol kesehatan untuk di jalur pendakian Gunung Kerinci melalui pintu rimba R10 Desa Kersik Tuo, Kayu Aro.

"Untuk di R10 sekitar dua hari ke depan sudah dibuka, karena sekarang ini kami sedang persiapan dan simulasi, intinya personel di Pos Penjagaan sudah siap," kata Evarizal.

Selain Gunung Kerinci, dalam surat edaran SE.687/T.1/BIDTEK/KSA/9/2020 itu disebutkan, seluruh kawasan wisata alam di lingkup TNKS telah dibuka untuk pengunjung.

Adapun kawasan wisata alam di lingkup TNKS itu antara lain objek wisata Danau Kaco, Danau Gunung Tujuh, Bukit Tapan, Danau Bontak, Bukit Sulap, dan Bumi Perkemahan MADAPI.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

APGI Ingatkan Harus Sesuai Prosedur Protokol Kesehatan

Pendaki Asal Jepara
Abdu Syamsudin (tengah) saat menapaki puncak Kerinci, atau pendakian sebelum ditutup, Selasa (17/3/2020). Pendaki asal Jepara ini berjalan kaki dari pulau Jawa ke Jambi hanya untuk mendaki Kerinci (Foto: Instagram @piknikkerinci)

Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Jambi menyambut baik atas pembukaan jalur pendakian Gunung Kerinci. Namun, pengelola ataupun pendaki harus sama-sama disiplin melaksanakan standar operasional prosedur (SOP) protokol kesehatan.

Dia juga mengingatkan para pemandu dan petugas di posko pendakian harus memahami prosedur yang telah ditetapkan.

"Harus diperhatikan protokol kesehatannya, jangan sampai dibukanya jalur pendakian Kerinci justru akan menyebabkan penyebaran Covid-19," ujar Ketua APGI Jambi Joni Masrul dihubungi dari Jambi.

Pembukaan jalur pendakian Kerinci menurut dia, membuat kalangan pemandu yang bernaung di asosiasi akan kembali eksis. Sebab, selama ini sejak ditutup selama 7 bulan pemandu gunung di Kerinci berhenti beraktivitas dari dunia kepemanduan.

"Kami bersyukur pendakian Kerinci dibuka, karena selama ditutup banyak kawan-kawan yang beralih profesi," kata dia.

Selama ditutup sejak Maret 2020, lanjutnya, berdampak positif terhadap kondisi jalur pendakian. Sebab sebelumnya efek ramainya pendakian membuat trek jalur dan vegetasi pendakian rusak.

"Jalur yang tadinya rusak kembali pulih, sampah tidak ada, tumbuhan rimbun kembali," kata Joni.

"Dan dengan dibukanya pendakian mudah-mudahan pendakian kembali ramai, dan tetap harus sama-sama kita jaga," demikian Joni Masrul.

Gunung Kerinci merupakan puncak tertinggi gugusan Bukit Barisan di Sumatra. Gunung tersebut berada di perbatasan antara Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Barat, atau dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.

Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian (3805 meter di atas permukaan laut/MDPL) itu dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Hutan warisan dunia ini merupakan habitat harimau sumatra, gajah sumatra, dan satwa liar endemik di Sumatra.

Puncak Gunung Kerinci pertama kali didaki oleh von Hasselt bersama Veth pada tahun 1877. Puncaknya di atas berupa kawasan tak bervegetasi yang mengelilingi kawah dalam selebar 600 meter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya